Toyota Kijang KF10 Buaya

Peluncuran toyota kijang buaya oleh Toyota astra motor bersama presiden soeharto
Toyota Kijang boleh jadi merupakan mobil paling diminati oleh orang Indonesia karena setiap kali muncul varian terbaru, orang Indonesia akan langsung penasaran dan membicarakan mobil ini. Tahukah anda bahwa pada awalnya Toyota Kijang dengan kode KF10 atau yang biasa dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan nama Kijang Buaya ini adalah sebuah BUV atau Basic Utility Vehicle. Toyota Kijang buaya diperkenalkan pertama kali di Jakarta Fair tahun 1975 dan mulai dijual tahun 1977. Prototype dari Kijang buaya mengambil dari desain Toyota Tamaraw yang hadir di Filipina.

Toyota Kijang buaya ini diciptakan untuk memacu industrialisasi guna mewujudkan pembangunan yang sedang gencar digalakkan oleh pemerintah saat itu. Salah satu cara memajukan sektor industri otomotif pada saat itu adalah pembuatan mobil dengan komponen dalam negeri yang banyak. oleh karena itulah dikeluarkan sebuah proyek untuk membuat Kendaraan Bermotor Niaga Serbaguna yang disingkat dengan KBNS. Mengapa harus kendaraan niaga? karena kendaraan niaga seperti mobil pikap tentunya dapat membantu pengusaha dalam menjalankan roda perekonomian masyarakat. Seorang petani misalnya akan lebih diuntungkan dan dimudahkan dalam mengangkut hasil panennya untuk dijual ke kota menggunakan mobil pikap. Bayangkan saja andai seorang petani mengangkut sayur hasil panennya memakai mobil sedan kecil, pastinya susah dan tidak effisien tentunya. Selain itu, penggunaan kata sederhana dalam singkatan KBNS juga bermakna mobil yang termasuk dalam proyek KBNS ini harus murah. Oleh karena itu dibuat sesederhana mungkin agar dapat meningkatkan daya beli masyarakat terutama pegusaha kecil yang pada waktu itu belum memiliki daya beli yang tinggi seperti jaman sekarang.

Selain Kijang, masih ada beberapa mobil lain yang juga memiliki komponen dalam negeri yang banyak seperti Datsun Sena sampai Morina. Pada saat itu Kijang dijual dengan harga yang terbilang murah dan bersaing dengan mobil-mobil KBNS lainnya dengan harga sekitar 1 juta Rupiah. Kijang buaya akhirnya menjadi primadona dikalangan masyarakat kelas ekonomi menengah yang bermimpi memiliki mobil sendiri juga para pelaku usaha kecil dan menengah tentunya. Selain karena harganya yang murah dibandingkan mobil jenis lainnya, bentuk Kijang pertama ini juga yang paling kelihatan seperti mobil tidak seperti gerobak bermesin seperti mobil sederhana lainnya. Namun dengan harganya yang murah, beberapa fitur yang lazim pada mobil umumnya bahkan mobil yang agak murah sekalipun tidak ditemukan di Kijang buaya. Beberapa fitur tersebut antara lain jendela samping dari kaca, pengunci, sampai knob pintu. Sebagai ganti hilangnya jendela kaca, Toyota memberikan jendela yang ditutup terpal dan tidak lupa engsel serta knob pintu yang desainnya mirip dengan pintu rumah.

Toyota Tamaraw KF10 pendahulu Kijang buaya

Desain dari Toyota Kijang buaya menggambil dari Toyota Tamaraw yang hadir di Filipina. Di Filipina sendiri Toyota Tamaraw awalnya dimaksudkan untuk menggantikan Jeepney. Jeepney adalah kendaraan sejenis angkot dengan basis Jeep Willys sisa peninggalan perang tentara Amerika yang dimodifikasi sedemikian rupa agar bisa dipakai mengangkut banyak penumpang. Untuk pasar Indonesia desainnya sudah diubah agar sesuai dengan selera masyarakat Indonesia. Konon seorang mahasiswa dari ITB lah yang berjasa mengubah desain asli Tamaraw menjadi Toyota Kijang Buaya yang kita kenal sekarang ini. Mobil ini dinamakan Kijang Buaya karena ketika kap mesinnya dibuka penuh, terlihat seperti mulut buaya yang sedang menganga.

Ketika kap mesinnya dibuka, akan tampak mesin K series membujur ditengah yang menandakan mobil dengan gerak roda belakang. Untuk mesin sendiri, Kijang buaya menggunakan mesin 3K yang sama dengan yang digunakan oleh Toyota Corolla KE20. Mesin OHV 1200cc ini masih memakai pengabut bahan bakar karburator tentunya. Mesin ini sanggup menghasilkan tenaga maksimum sampai dengan 55hp pada 6000Rpm dan torsi maksimum yang bisa dihasilkan adalah 93Nm pada 3800Rpm. Mesin ini dipadukan dengan menggunakan transmisi manual 4 percepatan yang sudah merupakan standar mobil asal Jepang saat itu. Jadi boleh dibilang Toyota Kijang buaya adalah Toyota Corolla yang dipakaikan sasis ladder frame dan diberi bodi mobil pikap.

Konon katanya sasis Toyota Kijang buaya jauh lebih tebal dan kuat dibanding versi Filipina karena kebiasaan orang Indonesia yang selalu membawa barang dengan muatan berlebih. Selain versi pickup, Kijang buaya juga tersedia versi minibus. Untuk versi minibus sendiri tidak dibuat oleh Toyota Astra Motor. Versi minibus yang beredar di jalanan adalah buah karya perusahaan karoseri lokal. Walaupun banyak varian yang beredar untuk versi minibus (tergantung karoseri) namun kebanyakan mempunyai layout body yang mirip yaitu pintu tengah dibagian kiri dan 2 pintu belakang yang bentuknya menyerupai pintu mobil ambulan atau mobil jenazah. Karena teknologi yang belum memungkinkan saat itu, kualitas body minibusnya bisa berbeda tiap karoserinya. Bicara bodi versi karoseri tidak bisa lepas dari yang namanya dempul. Untuk bodi minibus karoseri era 70an akhir jangan harap bodinya dibuat dengan menggunakan mesin press berkekuatan ribuan ton sehingga bebas dempul.

Sasis ladder frame yang mudah dimodifikasi bodinya dan harganya yang murah membuat Kijang buaya lumayan banyak dipakai untuk kendaraan umum. Saat itu, Kijang buaya pikap dipakai sebagai angkot dengan hanya bermodalkan boks rangka besi yang dipasangkan ke bak belakang dan ditutup dengan terpal. Untuk tempat duduk penumpang, dibuatkan bangku yang biasanya terbuat dari kayu. Kadang jika lebih modern sedikit bangku kayu tadi digantikan oleh bangku besi yang diberi busa mirip bangku angkot jaman sekarang. Konon sejak kemunculan angkot Kijang inilah akhirnya Oplet harus menyerah dan tergeser digantikan oleh mobil sejenis dengan Kijang.

Harga jual untuk Kijang buaya sekarang sudah tidak menentu alias gelap. Dengan kondisi rata rata terpantau dijual dengan harga dibawah 10 juta untuk kondisi bahan dan kadang malah mengenaskan. Untuk yang kondisinya spesial bisa sampai 30 juta rupiah atau bahkan lebih. Harga jual ini bervariasi tergantung kondisi dan patokan harga oleh penjual karena memang harganya sudah bisa dibilang gelap. Untuk mencari mobilnya sendiripun juga sudah sangat susah karena jaman dulu Kijang buaya dipakai sebagai kuda beban yang selalu dipakai untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat dalam bidang distribusi logistik.

Dibandingkan dengan Kijang jaman sekarang, akan terlihat begitu besarnya lompatan penguasaan teknologi pada mobil di Indonesia selama 40 tahun terakhir ini. Kijang yang awalnya hanya didesain sebagai mobil murah, kini sudah menjadi lambang kemapanan seseorang diberbagai pelosok Nusantara. Ini disebabkan oleh banyaknya fitur terutama fitur elektronik yang dipakai membuat Kijang jaman sekarang tidak lagi disebut Kendaraan Niaga Sederhana yang didesain ramah dikantong.

Comments