Daihatsu Hi-Max (Hijet S510 versi Indonesia)

Daihatsu Himax hijet baru

Sekali-kali bahas mobil baru. Sekitar awal November kemarin PT Astra Daihatsu Motor meluncurkan mobil pickup kecil sekelas Carry 1000 yang diberi nama Daihatsu Hi-Max dengan tagline "Sahabat Usaha" dan "Jagoan Jalan Sempit". Setelah jaman Zebra Master ditahun 2007 dulu, Daihatsu akhirnya kembali berjualan mobil tanpa hidung yang punya kelebihan mudah dikemudikan, lincah dijalan sempit karena ukurannya kecil namun ukuran kabin atau bak belakang cukup besar. Walaupun mobil ini baru, namun ternyata di negara asalnya Daihatsu Hi-Max ini sudah termasuk mobil agak tua karena sudah ada sejak Desember 2004 yang lalu dengan nama Daihatsu Hijet, Toyota Pixis truck, sampai Subaru Sambar.


Aslinya Daihatsu Hi-Max ini merupakan Hijet generasi kesepuluh di Jepang. Di Negara asalnya, nama Hijet dipakai untuk versi pickup yang bentuknya mirip dengan tanpa hidung dan Atrai untuk versi minibus atau van yang bentuknya sangat mirip Daihatsu Luxio dengan hidung 1/2 namun ukurannya diperkecil. Daihatsu Hijet ini memiliki kode sasis S5xx sementara Atrai S3xx. Walau bentuk dan peruntukannya beda, namun kedua mobil ini di Jepang dilengkapi dengan mesin 3 silinder 660cc dilengkapi dengan turbo dengan tenaga maksimal dibatasi 64Hp.

Versi Indonesia alias Hi-Max ini tidak memakai mesin versi JDM karena bakal dianggap kekecilan (padahal 30 tahun yang lalu Daihatsu Hijet bermesin 550cc tidak ada yang protes). Sebagai gantinya, Daihatsu memasang mesin 1KR-DE yang sama seperti Daihatsu Xenia 1000cc, Sigra 1000cc dan Ayla. Khusus untuk Himax, tenaga mesinnya diturunkan menjadi 57 PS pada 5000Rpm dan torsi 8,7 Kg.m atau sekitar 85Nm pada 4000Rpm. Tenaganya dikecilkan agar torsi yang lebih penting untuk sebuah mobil barang dapat maksimal. Transmisi yang tersedia hanya ada manual 5 percepatan dengan penggerak roda belakang.

Setelah 12 tahun lamanya, Daihatsu Hijet generasi ke 10 akhirnya dipasarkan juga di Indonesia. Daihatsu Hijet ini dipasarkan di Indonesia melalui skema LCGC dalam bentuk pickup dan diberi nama Daihatsu Hi-Max. Setelah hiatus sejak 1989 dijaman Daihatsu Hijet Zebra, nama Hijet kembali dihidupkan lagi oleh Astra Daihatsu Motor. Sayang nama Hijetnya berubah menjadi Hi-Ma. Karena masuk kedalam skema LCGC, harga mobil yang tersedia dalam 2 tipe yaitu dengan AC dan power window serta tidak dijual mulai 95 juta Rupiah saja. Untuk ukuran usaha kecil dan menengah yang sudah maju, mobil pickup baru untuk usaha seperti Hi-Max ini rasanya sudah lumayan pas walau mungkin masih terasa memberatkan.

Ukuran mobil ini termasuk kecil bahkan sangat kecil untuk ukuran mobil modern yang serba menggembung dan membesar dibanding mobil klasik. Sebagai pembanding, berikut adalah wheelbase, panjang, lebar, dan tinggi dari Daihatsu Himax, Hijet Zebra dan Carry 1000.

Mobil Wheelbase Panjang Lebar Tinggi
Himax 1.900 mm 3.395 mm 1.475 mm 1.770 mm
Hijet Zebra S88 2.080 mm 3.835 mm 1.560 mm 1.860 mm
Carry 1000 1.940 mm 3.530 mm 1.465 mm 1.720 mm

Dari sini bisa disimpulkan kalau dibanding dengan Hijet Zebra S88 yang mirip-mirip dengan mesin 3 silindernya, Himax ini ukurannya lebih kecil. Jika dibanding Carry 1000, Himax ini lebih pendek namun sedikit lebih tinggi. Walau ukurannya kecil khas keitora (kei car pickup), namun ternyata ukuran baknya lumayan besar dengan model flat deck yang pintu bukaanya hanya ada 1 (1 way). Panjang baknya mencapai 1935mm sementara lebar 1395mm dan tinggi 285 mm. Muatan yang bisa diangkut seharusnya mencapai 750Kg. Namun seperti biasa, pickup di Indonesia biasanya dipaksa kerja jauh lebih keras dibanding pickup dinegara-negara maju. Oleh karena itu sasis mobil ini konon dibuat lebih tebal dibanding versi JDM. Ini berakibat berat mobil dengan muatan maksimum (sekitar 750kg tadi) mencapai 1730Kg.

Mitsubishi Jetstar slalom

Bicara mobil pickup kecil tanpa hidung, jadi ingat dulu medio 80an banyak pemuda yang sudah cukup kuat secara ekonomi membeli mobil untuk dipakai slalom dan balap lainnya pakai pickup seperti ini. Jagoan kami sendiri saat itu adalah Hijet Zebra S88 yang masih memakai mesin asli 3 silinder di kilik sedikit terutama karbu, header, muffler dkk biar tenaganya sedikit naik, jok racing abal-abal buatan sendiri, roll bar bikin di tukang las kenalan, velg racing replika, dan diceperkan sedikit. Siang harinya diapakai untuk mengangkut kubis (kol), tembakau, minyak goreng, tomat dan sayuran lain dari lereng Merbabu sementara malamnya main-main ke wilayah Jogja apalagi saat itu Ring road Jogja masih sepi dan mulus permukaan aspalnya karena baru dibangun. Dengan styling ala JDM yang ngetren sekarang, mungkin suatu saat kultur otomotif pickup Indonesia seperti dulu akan bangun kembali melalui mobil ini.

Comments

  1. Bagus min artikelnya, sekali2 bahas mobil baru juga nggak apa2 kok. Bukannya memang dikalangan retro Indonesia mobil pikap2 mini sedang ngetren ya. Saya harap Hi-max sm Tata bisa jadi alternatif modifikasi. Kalau era slalom pikap 80-90an bisa dimulai lagi bakal seru nih. Dari dulu kan slalom itu grassroot balapnya Indonesia.

    Salah satu alasan 660cc jarang dipasarkan diluar jepang karena mesinnya terlalu rumit dari segi perawatan dan manufaktur. Alasan dijepang paki 660cc kan karena regulasi. Diluar jepang pakai mesin konvensional karena itu lebih murah dan gak ada perbedaan signifikan di tenaga dan konsumsi bbm.

    ReplyDelete
    Replies
    1. pickup retro memang lagi ngetren, tapi rasanya nggak kayak jaman 80an dulu sekarang kayaknya orang pada gengsi banget pake mobil pickup.. padahal asyik lho nyetir beginian membuat mobil menari diantara kun

      Delete
    2. Justru itu min. Ane lahir udah gak jarang yang pakai pikap. Kesannya gak keren gitu. Tapi entah kenapa liat foto2 di majalah lama kayak M&M jadi pingin lihat jaman dulu seperti apa.

      Delete
  2. Min kalo bikin artikel Mobil sama foto interior n mesinnya dong.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. boleh tuh, cuma mungkin beberapa aja soalnya kadang ketemu juga yang luarnya kelihatan standar tapi dalamnya udah dashboard pretelan sama diganti mesinnya...

      Delete
  3. Bak Hi max terlalu pendek..padahal kalau di tambah 20 cm saja akan kelihatan sangat bagus,dan juga spion yg terlalu mundur ke belakang,sedikit agak kurang leluasa dalam melihat ke buritan

    ReplyDelete
  4. Untuk tenaga sih sangat ok..bahkan saya sudah mencoba untuk driving ke dieng dengan tanjakan yang ckup extreem Himax dengan mudah melibasnya..

    ReplyDelete
  5. Untuk tenaga sih sangat ok..bahkan saya sudah mencoba untuk driving ke dieng dengan tanjakan yang ckup extreem Himax dengan mudah melibasnya..

    ReplyDelete
  6. Bak Hi max terlalu pendek..padahal kalau di tambah 20 cm saja akan kelihatan sangat bagus,dan juga spion yg terlalu mundur ke belakang,sedikit agak kurang leluasa dalam melihat ke buritan

    ReplyDelete
    Replies
    1. ditambah 20cm berarti benar-benar pas seukuran carry 1000 dong. selain spion yg terlalu mundur, buat saya ini mobil juga cukup sempit (padahal dulu belajarnya pake hijet zebra) dan ban belakangnya terasa kurang grip kalau nggak ada muatan. tapi mobil ini rasanya masih lebih baik daripada moge (motor gerobak)

      Delete

Post a Comment