Daihatsu Charade Detomaso Turbo & Charade 926R
Daihatsu dikenal sebagai pembuat mobil murah, irit dan cenderung lamban. Tidak ada sejarahnya Daihatsu bisa membuat mobil kencang. Mungkin gerah akan hal ini, pada dasawarsa 80an dulu Daihatsu membuat gebrakan. Gebrakan Daihatsu ini adalah membuat Charade yang hanya berupa hatchback komuter biasa menjadi hot hatch yang patut diperhitungkan dikancah balap terutama reli yang saat itu sangat tenar dengan reli grup B. Untuk mencapai ambisinya ini, Daihatsu kemudian menggandeng pembuat mobil eksotis asal Italia yang bernama DeTomaso.
DeTomaso mungkin tidak terlalu populer di Indonesia seperti halnya Lamborghini ataupun Ferrari. Sejarahnya dulu Alejandro de Tomaso yang menjadi orang kaya di Argentina membuat sebuah masalah yang membuatnya harus diusir dan kembali ke Italia. Di Italia ia kemudian membangun mimpinya menjadi seorang pembalap.Setelah kurang sukses di balap Formula 1, ia kemudian membuat mobilnya sendiri yang diberi nama De Tomaso. Mobil-mobil De Tomaso ini bukan sembarang mobil karena sudah termasuk supercar. Beberapa mobil buatan de Tomaso ini antara lain Vallelunga, Mangusta sampai Pantera yang muncul di film "Fast Five". Di Indonesia, mobil de Tomaso pernah muncul di film berjudul "tiada djalan lain" yang dibuat tahun 1972. De Tomaso ini setelah selesai shooting filmnya sempat dijual di Indonesia dan menjadikannya dikejar oleh orang bea cukai karena ijinnya masuk sebagai properti film yang harus diekspor setelah shooting filmnya sudah selesai.
Kembali lagi ke judul, hasil kolaborasi antara Daihatsu dengan Detomaso ini pertama kali diperkenalkan ke publik pada Tokyo Motor Show 24 Oktober 1981. Charade yang digarap bersama DeTomaso ini adalah Charade coupe XTE 3 pintu dengan spesifikasi Eropa dan stir kanan. Charade yang dituning oleh DeTomaso ini punya perbedaan dengan Charade XTE standar berupa turbocharger, logo grill De Tomaso, air scoop pada kap mesin, spion aerodinamis, aero kit seperti spoiler di pilar C, penutup valve train berwarna merah, interior degan jok kulit berwarna merah dipadu dengan warna hitam, setir 4 spoke dari Kawamaki. Walau cukup dipuji media Jepang, namun Charade DeTomaso pertama ini tidak sampai diproduksi massal.
Kurang sukses dengan percobaan pertama, Daihatsu kemudian benar-benar mewujudkan hot hatchnya pada tahun 1984 dengan menghadirkan Daihatsu Charade de Tomaso Turbo. Daihatsu Charade versi standar sebenarnya ada yang sudah memakai turbo dari pabriknya. Charade dengan turbo ini di Jepang dikenal juga sebagai Cat's Charade Turbo. Cat's Charade turbo dengan 5 pintu sempat masuk dan dijual Astra Daihatsu di Indonesia. Mobil ini menjadi mobil pertama didunia yang memakai mesin 3 silinder dengan turbocharger. Mesin yang dipakai hanya sebatas Daihatsu CB60 dengan turbo IHI kecil. Mobil hero color merah Rosso Corsa khas Italia ini juga dibuat sampai model faceliftnya dengan lampu sipit dalam bentuk hatchback 3 ataupun 5 pintu.
Selain warna merah, mobil kolaborasi Daihatsu dengan DeTomaso ini juga tersedia dalam pilihan warna putih. Khusus untuk pilihan warna putih ini hanya tersedia untuk varian Charade DeTomaso Bianca dimana bianca berarti putih dalam bahasa Italia. Pada awalnya DeTomaso Bianca ini merupakan paket hemat dari Charade DeTomaso Turbo yang fitur-fiturnya dihilangkan agar harganya lebih murah. Namun entah mengapa Daihatsu kemudian malah membuat Charade DeTomaso Bianca ini sebagai limited edition dengan total produksi hanya 600 unit di Jepang. Ciri khas lain selain warna putih pada mobil ini adalah velg magnesium Campagno berwarna silver, striping bertuliskan "Bianca", foglamp Carrero, jam digital sampai gambar peta Italia di atap bagian interior.
Versi jahat hasil kolaborasi Daihatsu dengan de Tomaso ini adalah Daihatsu Charade 926R. Berbeda dengan Charade yang sebelumnya dibahas yang hanya dibekali mesin 993cc 3 silinder dengan turbo IHI kecil yang diletakkan di depan untuk menggerakkan roda depan. Charader 926R ini memakai mesin yang diletakkan di tengah dengan penggerak roda belakang mirip seperti supercar asli. Karena tujuannya dibuat untuk ikut serta dalam reli grup B, mesin 993cc dikecilkan agar masuk regulasi kelas 1300cc yang mensyaratkan mesin dengan turbocharger kapasitas mesinnya dikali 1,4. Daihatsu kemudian memasukkan mesin CB70 yang memiiliki konfigurasi 3 silinder DOHC 12 valve dengan turbo IHI. Performa mesin Charade 926R ini termasuk jempolan karena mampu menghasilkan tenaga sebesar 118Hp pada 6500Rpm dan torsi 148Nm pada 3500Rpm. Memang cukup kecil, namun karena berat mobil ini hanya 800Kg ditambah posisi mesinnya yang berada ditengah membuatnya selain kencang juga stabil karena rasio perbandingan berat depan dan belakangnya seimbang.
Sayangnya karena kecelakaan yang terus terjadi karena liarnya mobil di gelaran reli grup B membuat perhelatan reli legendaris ini harus dihentikan pada tahun 1986. Proyek Daihatsu untuk reli grup B juga harus berakhir karena tempat tujuannya sudah ditutup terlebih dahulu. Nama Charade de Tomaso juga akhirnya ditanggalkan pada generasi G100 atau yang di Indonesia dikenal dengan julukan Charade CX bakpao dan Winner. Versi turbo dari G100 masih ada dengan nama GTti dan GTxx meninggalkan nama de Tomaso. Meski begitu konsep Charade de Tomaso untuk Charade G100 sempat dipamerkan pada gelaran Tokyo Motor Show 1987.
Mungkin karena sudah melihat potensi kerjasama dengan de Tomaso, Daihatsu kemudian kembali menggandeng pabrikan asal Italia tadi pada Charade generasi G200 yang sayangnya tidak masuk ke Indonesia. Charade de Tomaso G200 memang tidak segarang pendahulunya (apalagi jika dibandingkan dengan varian 926R). Perbedaanya dengan G200 standar ada pada camshaft khusus, bodykit, jok racing dari Recaro, setir Nardi Torino dan ban Pirelli. Selain Jepang, Charade de Tomaso G200 ini juga dijual di beberapa negara lain seperti Australia misalnya.
Mau punya Charade de Tomaso? di Indonesia, bahan paling bagus ada pada Charade G11R dengan turbo yang pernah ada di Indonesia. Mesin sudah mirip tinggal eksterior serta part pendukung lainnya saja yang masih butuh modifikasi.
Wah ane malah lebih tertarik cerita tentang Tiada Jalan Lain (kebetulan suka film juga) Kalau google online jargonnya "Show mobil yang paling newah". Ternyata produsernya Robby Tjahjadi. Kira2 Panteranya masih ada gak ya? Admin pernah liat filmnya? Ada mobil yang menarik disana?
ReplyDeleteentah pernah atau belum karena saya kalo nonton film cuma setengah-setengah berhubung badan nggak enak kalau cuma duduk diam lebih dari sejam kecuali saat nyetir... yang jelas dulu film ini sempat dilarang beredar karena merusak kepribadian Indonesia, karena terlalu banyak menonjolkan kemewahan
DeleteHaha saya coba cari gak ada di online. Penasaran juga mobil2 yang tampil semewah apa, apalagi produsernya Robby Tjahjadi yang legendaris. Mungkin Panteranya masih ada di Indonesia menunggu diselamatkan.
DeleteOh ya sekedar tambahan informasi DeTomaso butuh Daihatsu pada saat itu karena DeTomaso juga memiliki brand bernama Innocenti yang aslinya subsidiary British Leyland untuk merakit Mini di Italia. Nah setelah BL mundur Innocenti tidak punya mesin untuk city car berbasis Mini rancangan Bertone mereka. Masuklah Daihatsu dengan menyediakan mesin mereka. Imbal baliknya Daihatsu boleh menggunakan embel2 DeTomaso dimobil mereka.
ah iya, baru ingat Innocenti, mesinnya sama kayak charade turbo ini.
DeleteDari 600 unit deTomaso ada yang masuk Indonesia nggak min? Yang Daihatsu Charade turbo 5 pintu aja unitnya sudah jarang banget yang masih hidup sekarang.
ReplyDeleteBtw Tahun 80-90an Daihatsu sudah gabung dng Astra juga to?
yang bianca? kurang tau di JDM saja langka apalagi disini...
DeleteADM kan berdiri tahun 1978.
https://www.facebook.com/groups/286407438772245/
ReplyDelete