Mercedes-Benz MB100D W661 (SSangYong Istana)

Mercedes-Benz MB100D SSangyong Istana Indonesia

Mercedes-Benz MB100 merupakan minibus besar buatan pabrik Mercedes di Vitoria-Gasteiz Spanyol utara. Pada tahun 1996, Mercedes-Benz mengganti mobil ini dengan Mercedes-Benz Vito. Karena alat produksi MB100 ini sudah tidak terpakai, SSangYong kemudian membelinya untuk membuat MB100 versi mereka yang kemudian diberi nama SSangYong Istana dimana nama istana diambil dari bahasa Melayu dan Indonesia. Bisa dibilang, W661 ini merupakan Mercy MB100 versi Asia Pasifik dengan desain ala Korea Selatan.


Mobil ini sebenarnya terbagi menjadi 2 varian yaitu MB100, MB100D, MB140 dan MB140D. Huruf D dibelakang menunjukkan bahwa mobil ini memakai mesin diesel. Desainnya masih sama dengan Mercedes-Benz MB100 Eropa hanya saja bodynya dibuat lebih membulat agar nampak seperti mobil era 90an. Desain moncongnya juga diubah agar menyesuaikan body. Karena standar keamanan yang lebih tinggi, moncong mobil ini dibuat lebih maju seperti Daihatsu Espass untuk menahan benturan didepan. Saat pertama kali muncul, orang menyebut mobil seperti ini sebagai mobil roti tawar.

Versi Indonesia hanya tersedia dalam 1 pilihan saja yaitu MB100D dengan mesin diesel. Mesin yang dipakai adalah mesin Mercedes-Benz OM602 diesel 5 silinder segaris OHC dengan gearbox manual 5 percepatan untuk menggerakkan roda belakangnya. Di Indonesia, mesin ini sama seperti yang dipakai Mercedes-Benz G wagen diesel yang dipakai paspampres dan SSangYong Musso. Mesin dengan tenaga maksimal mencapai 98Hp ini terkenal memiliki reliabilitas terbaik karena mesin diesel yang juga dipasang ke E class taxi di Eropa era 90an ini banyak yang bisa mencapai 1 juta mil tanpa melakukan overhaul.

Sebagai mobil van mewah, fitur yang ditonjolkan mobil yang dapat mengangkut 10 orang dengan jok 4 baris hadap depan ini sudah jelas lengkap. AC central, reclining seat untuk semua bangku, power window, power steering sudah menjadi standar. AC untuk penumpang belakang mobil ini terletak ditengah disamping kanan kiri lampu kabin. Pintu penumpangnya ada yang memakai electric sliding door dengan 2 knob pintu dimana knob depan hanya sebagai pegangan. Jendela belakang mobil ini masih mengandalkan model geser dan sayangnya, pintu tengah untuk penumpang hanya ada disisi kiri seperti minibus era 80an sampai 90an pertengahan. Selain itu, karena mobil ini lahir dijaman orang kaya lebih senang naik sedan dibanding mobil van maka fiturnya tidak lengkap alias sudah itu saja.

Mobil ini pertama kali masuk ke Indonesia sekitar 1999 seharga 330 juta secara CBU dari Australlia. Sampai terakhir kali mobil ini dijual pada tahun 2003, penjualannya tidak begitu laris karena harganya yang kelewat mahal. Pesaingnya saat itu hanyalah VW Caravelle yang banyak dipakai oleh pemerintah era orde baru. Pada tahun 2003 saat Toyota menjual Alphard yang lebih murah dengan bentuk yang tidak mirip Metro Mini, mobil ini menjadi semakin tidak laku yang menjadikannya langka dan terlupakan. Inilah mengapa walau mesin dieselnya punya kelebihan dalam urusan reliabilitas, namun partnya tergolong sulit menjadikan kelemahan terbesar mobil ini.

Spesifikasi Mercedes-Benz MB100D W661 ini adalah sebagai berikut:

Spesifikasi Mercedes-Benz MB100D W661
Jenis Minibus
Tipe W661
Mesin OM602 OHV 2874cc
Bore X Stroke 89.0 X 92.0 mm
Sistem Bahan Bakar Indirect Injection
Transmisi Manual 5 Speed
Wheelbase N/A
Panjang N/A
Lebar N/A
Tinggi N/A


Comments

  1. Replies
    1. jangankan travelling, dipake buat gantiin rumah juga bisa tuh...

      Delete
    2. Betul tuh.... bagian interior dibuat ala2 limosin terus ditambah kereta gandeng di belakang dimana kereta gandeng berisi toilet, dapur dan bagasi tambahan

      Delete
  2. nomer rangka nya dimana ya dulur2

    ReplyDelete
  3. Ini mobil, jd incaran owner mercy buat diambil mesinnya & dipasangkan ke mobil mercynya. Utamanya pemilik mercy G-class yg mau aliran OEM / original. Soalnya, klo pake mesin diesel lain di G-class, ribet, karna bikin adapter khusus utk transfercase & gearboksnya rumit

    ReplyDelete

Post a Comment