Mobil Nasional Maleo

Mobil Nasional Maleo

Pada tahun 1994, pemerintah orde baru yang menggembar-gemborkan ekonomi Indonesia yang sudah menuju fase lepas landas mulai meneliti dan membut barang-barang berteknologi tinggi. Pada tahun 1995, pesawat N-250 buatan IPTN berhasil mengudara setelah beberapa tahun pengembangan. Dibidang transportasi darat, semangat membuat mobil nasional tidak kalah tingginya dengan semangat membuat pesawat terbang. Salah satu proyek mobil nasional pertama yang nantinya akan digunakan sebagai bahan kampanye Golkar dan Suharto pada pemilu Febuari 1998 ini adalah pembuatan mobil nasional Maleo.

Sama seperti cara semua pabrikan otomotif baru memulai bisnis jualan mobilnya, Maleo pada awalnya tidak lebih dari mobil hasil badge engineering yang kemudian dipelajari untuk dibuat tiruannya atau versi yang lebih baiknya. Tahap awal dari mobil ini adalah rebadge mobil Rover 100 (Austin Metro) hatchback 5 pintu. Dipilih Rover karena saat itu Rover yang berada dibawah BMW sedang mengalami krisis keuangan.

Rencananya akan ada sekitar 10.000 unit Austin Metro/Rover 100 yang dikirim dari pabriknya di Inggris ke Indonesia. Badan usaha milik negara (karena ini proyek mobnas) yang menangani impor ini adalah PT Bahana Pakarya Industri Stategis (BPIS) yang dibentuk sebagai holding untuk perusahaan-perusahaan BUMN teknologi.

Mesin yang digunakan sama seperti Rover 100, yaitu dengan mesin bensin 4 silinder 1100cc atau 1300cc injeksi dengan penggerak roda depan. Urusan transmisinya masih sama dengan Rover 100 dengan transmisi manual 5 percepatan atau otomatik 4 percepatan.

Beberapa unit dari mobil Rover ini sempat masuk ke Indonesia sekitar 1994 atau 1995. Namun akhirnya, proyek transfer teknologi  yang akan berbuah menjadi mobil Maleo dengan bentuk yang persis dengan Rover 100 yang dirakit secara lokal lengkap dengan tooling set dari Inggris yang dipindah ke Indonesia pada tahun 1997 ini terhenti. Padahal proyek ini digadang-gadang selain membuat Indonesia mampu memproduksi mobil nasionalnya sendiri juga mampu menyelamatkan Rover dari krisis keuangan yang kelak nantinya membuat BMW (perusahaan yang memiliki Rover saat itu) menyerah. Dokumen-dokumen rancang Maleo (termasuk blueprint) ini kemudian dijual 18 tahun kemudian (2015) di situs jual beli online, e-bay oleh Leacy Classics dengan nilai lelang mencapai £2050.

Maleo sedan 4 door

Sebagai ganti dari Maleo hatchback model Rover 100, pengembangan dari Maleo ini adalah sebuah sedan 4 pintu kecil seukuran Daihatsu Charade Classy atau Suzuki Esteem dengan body yang mirip dengan yang digunakan Kia Rio generasi pertama dan dengan detail yang malah mirip Chrysler Neon yang dibonsai. Desain mobil ini dikembangkan oleh Millard Design Australia yang sekarang dimiliki oleh Venture Industries di Knoxfield, Melbourne bersamaan dengan kemungkinan penggunaan mesin Orbital yang pada akhirnya gagal diaplikasikan karena penerapannya untuk kebutuhan sehari-hari masih belum memungkinkan.

Mesin yang dignakan Maleo sedan ini sama seperti Rover 100 dengan mesin bensin piston 4 silindernya. Selain itu, mesin Sarich Orbital yang merupakan mesin 2 tak 3 silinder dengan rancang bangun khusus yang diklaim menjadikannya jauh ramah lingkungan juga digunakan bahkan sampai dipamerkan di Jakarta pada acara pameran teknologi nasional di tahun 1994.

Maleo ini rencananya akan dihadirkan dalam 4 atau 5 tipe. Varian tertingginya sudah dibekali dengan lis jendela krom, third mounted stoplamp, engsel pintu dan spion beserta bumper sewarna body, electric mirror, radio/tape, material kain, velg racing sampai dashboard two tone. Cukup lengkap untuk mobil seangkatannya. Untuk versi terendahnya sendiri rencananya akan dipasarkan menjadi sedan taksi.

Proyek Maleo yang didalangi oleh menristek saat itu, B.J. Habibie ini pada akhirnya harus dihentikan karena pemerintah orba yang lebih mendukung proyek Timor dan Bimantara yang keduanya didalangi oleh putra presiden Suharto. Saat Timor mulai diluncurkan, tamatlah sudah Maleo untuk mengaspal dijalanan Indonesia. Konon kabarnya, 5 unit mobil sedan Maleo dengan berbagai varian tipe tersebut dibiarkan mangkrak di Australia. Meski begitu, pada tahun 1999 Texmaco yang sedang berencana mengembangkan Carnesia/Macan sempat berencana untuk menghidupkan kembali Maleo dengan 3 pilihan mesin Orbital mulai dari 800cc, 1000cc sampai 1200cc meski akhirnya batal.



Comments

Post a Comment