Mobil Listrik Teknologi Jadul Yang Balik Lagi
Mobil listrik sering digembargemborkan sebagai mobil masa depan. Bentuknya juga dibuat futuristis dengan interior yang tidak kalah minimalis dengan trend segalanya dikontrol melalui layar besar ditengah dashboard. Tahukah Anda bahwa mobil listri sebenarnya bukan teknologi baru. Bahkan teknologi mobil listrik sudah ada sejak pertama kalinya mobil diciptakan. Namun mengapa baru akhir-akhir ini mobil listrik naik daun bahkan dipercayai oleh sebagian orang sebagai masa depan?
Pada awal ditemukan mobil sekitar tahun 1900, mobil yang beredar tidak semuanya memakai mesin bensin. Sebagian besar memakai mesin uap ada juga yang pakai mesin listrik. Berdasarkan sensus mobil tahun 1900 di Amerika, sekitar 40% mobil yang beredar menggunakan mesin uap. Posisi kedua dengan 37% merupakan mobil listrik dan hanya 22% mobil bermesin bensin. Namun sekitar tahun 1920an, mobil bermesin bensin mulai mendominasi menggalahkan mobil bermesin uap dan listrik yang kemudian ditinggalkan.
Mobil Uap
Revolusi industri adalah transisi dimana manusia tadinya membuat barang menggunakan tangan secara manual menjadi dibuat oleh bantuan mesin. Mesin yang menggerakkan revolusi industri yang terjadi sekitar 1760an ini adalah mesin uap. Mesin uap ini sangat populer pada abad 18 dimana ia menggerakkan mulai dari pabrik, kapal, lokomotif bahkan ketika ide mengenai mobil muncul, mesin uap menjadi salah satu pilihan pertama yang digunakan untuk mobil. Seperti misalnya penemu asal Perancis bernama Nicholas-Joseph Cugnot yang membuat mobil roda 3 dengan mesin uap didepannya.
Kelebihan mobil mesin uap ini adalah mesinnya yang sangat halus. Torsinya juga lebih besar daripada mesin bensin mungkin mirip dengan mesin diesel. Mesin uap juga cukup praktis dimana mobil bermesin uap tidak memerlukan transmisi karena torsinya bisa instan namun juga masih ada tenaganya pada putaran tinggi. Bahan bakarnya juga lebih fleksible dimana semua minyak yang bisa dibakar bisa dijadikan bahan bakar. Bahkan juga bahan bakar padat seperti kayu atau batu bara juga bisa digunakan. Efisiensinya juga bagus dimana panas bukannya jadi musuh yang harus dihilangkan seperti pada mesin bensin dan elektrik namun semakin panas justru mesin uap semakin menghasilkan tenaga yang lebih besar.
Kelemahannya? tentu saja ada. Mobil uap masalah utamanya adalah proses menghidupkan mesinnya yang cukup lama. Selain itu meski bahan bakarnya fleksibel, namun selain bahan bakar mobil uap juga membutuhkan air yang juga perlu diisi ulang setiap menempuh jarak sekian. Konsumsi air rata-rata mobil uap juga tidak impresif, sekitar 1 galon per mil atau 3,7 liter air untuk jarak 1,6 km.
Pada dasarnya mobil mesin uap terbagi menjadi 2 jenis, yaitu steam generator seperti mobil merk White. Ada juga sistem boiler seperti pada mobil merk Stanley. Sistem steam generator menggunakan pipa spiral seperti per yang panas sampai menyala dimana nantinya air dialirkan pada pipa sehingga air lebih cepat mendidih. Kelebihan sistem steam generator ini adalah proses menyalakan mesinnya lebih cepat, hanya sekitar 10-15 menit saja. Untuk boiler normal, sistemnya sama seperti memasak air menggunakan panci dimana kapasitas boilernya biasa berkisar sekitar 15 galon atau sekitar 56 liter. Memasak air didalam panci saja sudah memakan waktu yang cukup lama, bisa dibayangkan seperti apa lamanya merebus air 56 liter menggunakan kompor minyak meskipun kompornya bertekanan seperti pada kompor tukang gorengan.
Karenanya tidak heran jika pada tahun 1920an, mobil dengan mesin uap mulai meredup bahkan hilang. Mesin uap sendiri tidak langsung hilang karena kendaraan dan mesin berat masih tetap memakai mesin uap hingga sekitar tahun 1960an sebelum tergantikan oleh mesin diesel.
Mobil Listrik
Seperti pada penjelasan di awal, mobil listrik sebenarnya bukan hal baru. Mobil listrik sangat populer pada awal kemunculan mobil karena inilah jenis mobil yang paling tidak ribet dan reliable. Cukup dengna menekan tombol, maka Anda sudah bisa berpergian tidak seperti mobil uap yang harus memanaskan boiler atau mobil bensin yang mengengkol mesinnya untuk menghidupkannya. Belum termasuk ritual lain seperti mengisi tekanan minyak pada mesin uap atau mengatur pengapian pada mobil bensin. Oleh karena itu, mobil listrik saat itu populer dikalangan wanita karena dipasarkan demikian berhubung kepraktisannya yang mempermudah wanita dalam berkendara.
Dan masih sama seperti sekarang, kelemahan mobil listrik jaman itu ada pada baterainya. Baterai yang digunakan saat itu hanyalah lead-acid dimana secara teknologi sama persis dengan yang digunakan pada aki basah mobil maupun motor jaman sekarang. Hal ini berakibat pada jarak tempuh yang terbatas serta daya tahan baterai sebelum akhirnya harus diganti yang membuat harganya mahal. Memang pada 1899 ditemukan teknologi baterai NiCd atau Nickel cadmium namun baterai ini punya daya tahan yang lebih payah daripada lead-acid sebelum akhirnya diganti. Teknologi baterai yang tahan untuk dijadikan baterai kendaraan adalah NiMH atau Nickel Metal Hydrite seperti pada mobil hybrid Toyota baru ditemukan tahun 1990 sementara baterai Li-ion atau lithium-ion seperti mobil listrik modern baru ditemukan tahun 1991.
Kenapa Mobil Bensin Yang Bertahan?
Dengan berbagai kelemahan yang ada dan sifat manusia yang memang mencari yang termudah, akhirnya mobil bensin menjadi satu-satunya yang bertahan. Ditambah lagi pada tahun 1920an mobil bermesin bensin mendapat innovasi berupa starter elektrik yang mempermudah untuk menyalakan mesin serta sistem knalpot yang mengurangi asap, suara dan bau-bauan dari mesin. Selanjutnya terjadi standarisasi dari sistem kemudi dimana bila tadinya tiap merk bisa punya fungsi yang berbeda-beda untuk pedal sebelah kanan, setelah kesuksesan Cadillac akhirnya ditetapkan sistem pedal dari kiri ke kanan kopling - rem - gas seperti yang kita kenal sekarang.
Mobil listrik belum mati. Dengan adanya gejolak politik dan ekonomi, ide akan mobil listrik terus menerus muncul sepanjang abad 20. Misalnya ketika terjadi krisis minyak dunia tahun 1973 karena negara-negara anggota OPEC melakukan embargo ke negara barat dan kawan-kawannya membuat ide mobil listrik muncul sehingga tercipta mobil seperti CitiCar dari Amerika. Mobil listrik kecil muat 2 penumpang yang cocok untuk sekedar kegiatan dalam kota karena baterainya yang juga kecil.
Pada tahun 90an, pemerintah California menginginkan mobil yang 0 emisi dimana mobil listrik adalah salah satu opsi yang memungkinkan. Akhirnya pabrikan mobil berusaha membuat mobil listrik untuk membuktikan apakah mobil listrik feasible atau tidak sebelum dibuat aturan mengenai mobil dengan 0 emisi. General Motor kemudian membuat GM EV1, Toyota membuat RAV4 elektrik, Honda dengan EV Plus, Ford dengan Ford Ranger elektrik, dan lainnya.
Namun kemudian masalahnya masih sama, teknologi baterai yang ada saat itu masih sangat tidak mencukupi karena pada dasarnya masih sama dengan teknologi mobil listrik awal 1900an dengan baterai lead acid. Ide pemerintah California untuk mobil 0 emisi kemudian dibatalkan. Namun begitu, usaha membuat mobil 0 emisi tidak selesai disitu saja. Pada tahun 1997 Toyota membuat mobil hybrid elektrik pertama bernama Prius di Jepang dan Honda tidak lama kemudian juga membuat mobil hybrid elektrik bernama Honda Insigth yang meluncul pada 1999. Di Amerika sendiri Honda Insigth menjadi mobil hybrid elektrik pertama yang dijual disusul Toyota Prius 7 bulan kemudian.
Kepopuleran mobil hybrid elektrik kemudian meledak karena mobilnya yang irit bensin berhubung sistem propulsinya yang dibantu motor elektrik selain juga mesin bensin yang membuatnya bisa dipakai jarak jauh tanpa harus khawatir daya baterainya habis. Mobil hybrid kemudian mulai populer dimana merk-merk lainnya juga ikut membuat mobil hybrid mereka masing-masing. Teknologi hybrid mesin bensin dan elektrik kemudian berkembang lebih lanjut membantu teknologi mobil listrik dengna munculnya mobil hybrid dengan sistem generator seperti misalnya teknologi e-power dari Nissan dimana mesin bensin menyala hanya untuk mengisi daya mobil elektrik sampai PHEV (plugin hybrid electric vehicle) dimana mobil listrik namun masih memakai mesin bensin sebagai cadangan seperti pada Mitsubishi Outlander PHEV yang populer di Eropa.
Berkat bantuan teknologi hybrid, mobil listrik berbasis baterai kemudian berkembang pada tahun 2010an. Misalnya sebuh perusahaan startup dari California berhasil mengembangkan mobil listrik dengan baterai lithium ion iron phosphate (LiFePo) bernama Coda pada 2012. Mobil Coda sendiri aslinya merupakan mobil Tiongkok bernama Hafei Saibao III yang dimodifikasi sedemikian rupa agar menjadi mobil listrik. Hafei Saibao ini sendiri kalau diperhatikan memakai sasis tiruan dari Mitsubishi Lancer tahun 90an. Namun sebagai pabrikan kecil, Coda hanya menjual mobilnya di California saja dengan total mobil yang dibuat hanya 117 unit saja.
Kepopuleran mobil listrik kemudian meledak dengan diperkenalkannya Tesla Model S dimana mobil listrik tidak sekedar mobil mungil karena kini mobil listrik juga bisa dibuat sebagai sedan besar. Sebelumnya, mobil ramah lingkungan digambarkan seperti Toyota Prius yang sekedar mobil kecil murah berubah dengna diperkenalkannya Tesla Model S yang dirancang berdasarkan desain Henrik Fisker yang kemudian juga membuat perusahaan mobil listrik bernama Fisker dengan produknya Fisker Karma. Kepopuleran Model S dimungkinkan karena penggunaan baterai lithium ion yang sebelumnya hanya terdapat pada perangkat elektronik kecil seperti ponsel atau laptop.
Tantangan Mobil Listrik Kedepannya
Dengan kemunculan Tesla yang dianggap membuktikan bahwa mobil listrik berbasis baterai bisa feasible untuk kegiatan sehari-hari, akhirnya banyak pabrikan berlomba-lomba membuat lini model mobil listriknya. Pemerintah juga tidak mau ketinggalan mengingat industri otomotif yang punya rantai produksi panjang sehingga mengurangi pengangguran kemudian mulai mendorong agar para pabrikan ini mau membuka pabrik mobil listriknya di negaranya. Agar investasinya meyakinkan tumbuh bukan sekedar omong kosong karena tidak ada yang beli, pemerintah juga memberikan berbagai bantuan seperti pemberian subsidi pembelian mobil listrik, potongan pajak, sampai kebebasan mobil listrik untuk melewati jalanan tertentu.
Selain itu ide mobil listrik juga menarik untuk kedaulatan energi. Ini karena listrik bisa diproduksi dari berbagai cara mulai dari panas bumi, hydroelektrik, pembangkit listrik tenaga bayu maupun surya, sampai nuklir. Tidak melulu hanya dari batu bara dan minyak. Ini penting karena misal ketika Russia mulai menyerang Ukraina, Russia sebagai pemasok minyak terbesar di Eropa mengancam untuk menghentikan pasokannya bila Uni Eropa ikut campur tangan dalam urusannya dengan Ukraina. Andaikata Eropa bergantung sepenuhnya dengan minyak, mungkin akan terjadi berbagai masalah yang muncul seperti krisis ekonomi dan kerusuhan akibat ekonomi dan lainnya.
Meskipun diberi berbagai kemudahan serta perkembangan teknologi yang pesat, namun mobil listrik masih tetap bukan untuk semua orang. Bagi beberapa orang, mengisi daya beberapa jam bukanlah sesuatu yang bisa dimaklumi. Meskipun mobil listrik diklaim memiliki jarak tempuh bisa ratusan kilometer, namun budaya seperti orang Indonesia yang punya budaya mudik membuat orang berpikir beberapa kali untuk memiliki mobil listrik sebagai satu-satunya mobil dalam rumah tangga. Kemudian masalah klasik dimana baterai hanya mampu menyimpan energi 0,7 KWh per Kg sementara bensin bisa 12,5 KWh per Kg serta harganya yang mahal dimana untuk Hyundai Ioniq 5 yang populer dihargai sekitar 33 juta per cell. Belum lagi masalah berat dimana mobil listrik selalu lebih berat dibandingkan mobil bermesin bensin bahkan diesel dimana semakin berat mobil semakin merusak jalan termasuk carport dirumah.
Comments
Post a Comment