Marvia Jaguar SS 100
Sebelum mengganti namanya menjadi Jaguar, merk asal Coventry, Inggris ini lebih dikenal sebagai SS Cars yang sebelumnya adalah perusahaan karoseri Swallow Coachbuilding dimana mereka membuat mobil-mobil sport 2 seater yang boleh dibilang paling cantik saat itu. Namun karena nama SS Cars mirip dengan organisasi politik Jerman yang berperang melawan negara-negara Eropa termasuk Inggris, SS Cars kemudian mengganti namanya menjadi Jaguar pada tahun 1940 dan bertahan sampai sekarang.
SS Jaguar 100 merupakan mobil SS pertama yang memakai sasis besi bukannya kayu seperti mobil Morgan yang hingga kini masih diproduksi menggunakan kayu untuk beberapa bagian sasisnya. Nama Jaguar sendiri disematkan sejak 1935 pada mobil SS Jaguar 90. Pada tahun 1936, mulai diperkenalkan SS Jaguar 100 yang menjadi penerusnya dan hanya diproduksi sebanyak 334 unit saja. Nama 100 sendiri bermakna kecepatan maksimum mobil ini dimana 100 artinya 100 mil per jam dimana angka ini cukup disegani untuk ukuran mobil 1930an.
Bentuk dari SS Jaguar 100 ini masih menganut pakem mobil roadster open top tradisional era 1930an. Fendernya belum memakai model ponton yang menyatu melainkan masih terpisah dan dilengkapi dengan running board yang menyatu dengan fender belakang. Grill depannya masih langsung berupa radiator dimana tutup radiatornya juga memakai hood ornament berupa leaping jaguar yang kelak menjadi brand identity sebuah mobil Jaguar.
Mesin yang digunakan sendiri ada 2 tipe yaitu 2½ litre yang dipasangkan ke 198 unit dan 3½ litre untuk 116 unit yang diproduksi sejak 1938. Kedua mesin ini memiliki konfigurasi OHV dan sanggup menghasilkan tenaga sebesar 100Hp untuk mesin 2½ litre dan 125Hp untuk mesin 3½ litre. Untuk menyalurkan tenaga mesin ke dua roda belakang, digunakan transmisi manual 4 percepatan yang sudah dilengkapi dengan sinkromesh untuk 3 rasio gigi teratas.
Marvia Jaguar SS 100
Dengan total produksi hanya 334 unit saja belum dikurangi dengan unit-unit yang sudah tiada karena perang atau hancur kecelakaan dan sebagainya membuat SS Jaguar 100 sangat langka. Tidak heran di pelelangan mobil klasik kalau mobil ini muncul harga yang ditawarkan cukup fantastis. Pada tahun 2021 di Scotssdale, Arizona, Amerika Serikat, sebuah SS Jaguar 100 yang dilelang RM Sotheby terjual di harga 415.000 dollar Amerika atau 6,64 milyar rupiah dengan kurs 16.000.
Ditambah dengan kelangkaannya karena hanya 49 unit saja yang dijual keluar Inggris membuat SS Jaguar 100 semakin langka sehingga muncul berbagai perusahaan yang membuat replikanya. Misal ada Birchfield Sports yang mulai diproduksi tahun 1982 sampai 2004, Steadman TS100 yang diproduksi sekitar tahun 90an, Suffolk SS100 dengan body fiberglass yang dibuat antara 1990 sampai 2020, atau Finch SS100 yang masih diproduksi sampai sekarang sejak 1992.
Di Indonesia sendiri juga ada perusahaan yang membuat replika dari SS Jaguar 100 ini pada tahun 90an dulu. Perusahaan tersebut adalah Marvia yang masih masuk dalam satu grup Indomobil dimana petinggi Marvia, alm bapak Marvy Apandi. Sebagai orang dalam Indomobil, akhirnya mobil-mobil Marvia banyak memakai mobil donor dari mobil grup Indomobil seperti Suzuki dan Mazda. Sejarah dari Marvia sendiri bisa dibaca lebih lanjut pada artikel Mengenal Marvia, Pembuat Mobil Replika Indonesia.
Jaguar SS 100 karya Marvia ini memakai sasis, mesin dan kaki-kaki dari Suzuki Katana.Secara kasar bisa dibilang Marvia SS Jaguar 100 adalah Suzuki Katana karoserian hanya saja bentuknya bukan jip seperti Katana Country melainkan mobil sport klasik. Untuk material bodinya sendiri, digunakan material fiberglass yang tidak membutuhkan alat produksi mahal seperti pada pabrik stampling plan dengan beberapa bagian diberi penguat berupa pipa besi.
Bila diperhatikan secara seksama, tentu ada banyak sekali perbedaan antara Jaguar SS 100 dengan replika Marvia ini. Bisa dimaklumi karena perkembangan teknologi era 90an yang belum sebaik sekarang dimana pakai iPhone atau iPad saja sudah bisa melakukan 3D scanning. Proses produksi Marvia Jaguar SS 100 ini sepertinya hanya mengandalkan insting buildernya yang hanya melihat referensi berupa gambar 2D bukan dari blue print serta menyesuaikan dengan sasis Katana.
Comments
Post a Comment