Peugeot J7 RRI & TVRI


Peugeot J7 merupakan mobil van yang diproduksi oleh Peugeot antara tahun 1965 sampai sekitar 1980. Sebagai mobil van serbaguna, J7 ini dibuat kedalam berbagai varian mulai dari angkutan orang, pickup sampai ambulans. Di Indonesia, mobil ini masuk hanya pada tahun 1970 dan digunakan untuk keperluan broadcasting kelapangan TVRI (Televisi Republik Indonesia) dan RRI (Radio Republik Indonesia).

Sejarah Peugeot J7 Van ini bisa masuk ke Indonesia dimulai pada tahun 1975 ketika kementerian penerangan (sekarang kementerian komunikasi dan informatika) mengimpor 23 unit Peugeot J7 van untuk kebutuhan studio radio RRI yang juga berjumlah 23 unit sebagai kendaraan penyiaran dilapangan. Peugeot J7 van yang sudah dimodifikasi oleh Enertec-Schlumberger yang merupakan spesialis peralatan audio professional ini kemudian dibeli oleh pemerintah dan dikirim ke Indonesia pada tahun 1976 menggunakan 2 pesawat Boeing 747 cargo milik maskapai Jerman, Lufthansa. Peugeot J7 ini kemudian bertugas keseluruh penjuru Indonesia dari Aceh sampai Papua.

Selain sebagai kendaraan penyiaran luar untuk RRI, Peugeot J7 ini niatnya juga dipakai untuk kendaraan penyiaran luar TVRI dengan kontraktor utamanya Thomson-CSF asal Perancis dan Enertec-Schlumberger yang lagi-lagi mengurusi perlengkapan audionya sebagai sub kontraktor. Sayangnya karena tidak memiliki pengalaman sebagai pembuat perlatan video, perusahaan ini tidak bisa membuat kendaraan penyiaran luar. Oleh karena itu dipakailah jasa perusahaan lain yang lebih berpengalaman seperti Siemens dari Jerman yang memakai peralatan audio dari Swiss.

Mesin yang dipakai Peugeot J7 ini sama seperti mesin Peugeot 404 dimana ia memakai mesin Peugeot 1618cc bensin. Sebenarnya selain mesin 1600cc bensin, ada juga J7 yang bermesin bensin 1500cc, 1800cc, diesel 2000cc, 2100cc dan 2200cc. Semua mesin ini diletakkan dibawah jok pengemudi dan penumpang secara melintang karena mobil ini merupakan mobil penggerak roda depan atau FWD. Untuk transmisinya, digunakan transmisi manual 4 percepatan.

Mobil yang dibuat di Chausson, Perancis ini sebenarnya dibuat dalam 2 varian yaitu 1400Kg dan 1800Kg. Perbedaan keduanya ada pada kapasitas maksimal angkutnya serta mesin yang digunakan. Sesuai dengan namanya, versi 1800kg merupakan varian dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan versi 1400kg. Untuk yang dipakai RRI dan TVRI, sepertinya hanya memakai versi 1400kg saja. Dan tentu saja, karena mobil ini tidak dirancang sebagai kendaraan penyiaran luar televisi yang memiliki berbagai peralatan yang lebih banyak daripada mobil penyiaran luar radio jadilah mobil ini sempit luar biasa berhubung peralatan yang dibawa jauh melebihi kapasitas muat mobil ini.

Peranan J7 sebagai outside broadcasting van RRI digantikan oleh Mercedes Benz G-Wagen W460 sekitar tahun 1978. Peugeot ini digantikan oleh G-Wagen karena menteri penerangan saat itu karena mobil ini kurang besar kabinnya untuk membawa kamera dsb, tidak bisa masuk kejalan kampung dan tentunya kesal karena mobil untuk siaran langsung ini sering mogok. Belum lagi, karena bentuknya van yang cukup besar namun penggerak roda depan dirasa tidak terlalu cocok untuk operasional wilayah yang kurang baik jalanannya. G-Wagen dipilih karena cukup tangguh namun memiliki ruang kabin yang cukup besar jika dibandingkan mobil lain saat itu.

Van ini sudah mulai menghilang setelah tugasnya digantikan oleh G-Wagen. Walau begitu, beberapa unitnya masih bertahan dan tersisa di parkiran RRI maupun TVRI tiap daerah. Sayangnya, karena pada waktu itu mobil ini tidak membayar bea masuk, jadilah Peugeot J7 memakai plat nomor berakhiran huruf X yang artinya tidak membayar bea masuk serta tidak bisa dipindah tangankan kepemilikannya.

Spesifikasi Peugeot J7 ini adalah sebagai berikut:

Spesifikasi Peugeot J7
Jenis Minibus
TipeJ7
Mesin Peugeot 1618cc engine
Bore X Stroke N/A
Sistem Bahan Bakar Karburator
Transmisi Manual 4 Speed
Wheelbase 2.500 mm
Panjang 4.740 mm
Lebar 2.000 mm
Tinggi 2.350 mm


Comments

  1. Just a reminder.

    Around 1975 the Indonesian ministry of communications placed an order for equipment to install in new radio and television studios.
    For RRI, a total of 23 studios an 23 outside broadcasting vans (PEUGEOT J7) were bought from ENERTEC-SCHLUMBERGER, specialised in professional audio equipment. Two LUFTHANSA operated BOEING 747 cargos were used for the shipment to Indonesia in 1976.
    The studios and O.B. vans were dispatched throughout Indonesia for regional radio stations, from Banda Aceh to Merauke (two studios and one van in Jakarta).
    For the television project of TVRI, THOMSON-CSF was the main contractor; and for the audio equipment needed in the studios, ENERTEC-SCHLUMBERGER was the sub-contractor. But this company was not able to build outside broadcasting television vans, lacking any expertise in video equipment.
    For this reason, another company supplied them (maybe SIEMENS from Germany, with audio devices from Switzerland).
    Of course, The J7 from PEUGEOT was too small to accommodate television and audio equipment altogether. From the very beginning of the project, they never were intended to be used for television reportages.

    ReplyDelete
  2. Some correction is needed, as there is an error in the figure of 23.
    It took little bit of time to recall old memory, but the correct number should be 26 studios and 26 O.B. vans, that makes "13" of each per shipment.
    The second shipment arrived in Halim airport in September or October 1976.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks for your correction. Sorry being late since I was busy with my job in RL.

      Delete
  3. Sebagai masukan Pak, mobil dengan plat nomor akhiran X Dapat dipindahtangan kan ke pribadi dengan syarat mengurus Bea masuk dan mengurus Form C.

    Saya pernah menang lelang ,obil dengan akhiran X, jadi jawbannya bisa, tapi pertanyaan nya adalah apakah mudah? No.. sulit luar biasa, wkwkwk... intinya melibatkan Bea Cukaim Samsat kota asal, samsat kota tempat tinggal, Polda tempat kita tinggal, bahkan NTMC polri. Perlu sekitar 1 tahun sampai akhirnya mobil itu bisa memiliki nomor polisi normal.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mantab, terimakasih masukannya.

      Memang sepertinya lebih mudah pakai cara abu-abu, pakai surat tempelan daripada mengurus bea balik namanya.

      Delete
    2. ada yang sedang dilelang online, tepatnya besok, punya RRI purwokerto. sayangnya hari ini terakhir bayar jaminan lelangnya

      Delete

Post a Comment