Citroën Dyane 6

Citroën dyane 6

Setelah sukses dengan Citroën 2CV, Citroën kemudian melakukan update kepada 2CV dengan memberinya sedikit perbedaan tampilan dan mesin yang lebih bertenaga. Citroën 2CV ini kemudian dikenal sebagai Citroën Dyane. Desain Dyane ini masih mirip dengan 2CV hanya saja terdapat perbedaan pada lampu, grill, jendela dan beberapa pernik lainnya. Walau masih dibuat untuk keperluan sipil, namun ternyata pihak yang mendesain mobil ini adalah Panhard yang merupakan pembuat kendaraan militer Perancis.


Mobil pada awalnya dibuat bukan untuk menggantikan 2CV. Citroën Dyane diletakkan di antara 2CV dengan Citroën Ami untuk menghalau penjualan Renault 4. Bentuk Dyane ini masih mirip dengan 2CV. Perbedaanya ada pada lampu depan yang masih tetap bulat namun disekelilingnya diberi list berbentuk kotak dan diletakkan menyatu dengan bodi berbeda dengan 2CV yang lampunya keluar bodi. Selain itu, bentuk velgnya juga berbeda dimana Dyane dilengkapi dengan dop berwarna chrome serta grill depan yang lebih besar. Dibagian belakang, antara 2CV dengan Dyane hampir mirip kecuali dibeberapa detilnya dimana 2CV terlihat lebih membulat sementara Dyane lebih mengotak. Desain Citroën Dyane ini dirancang oleh Panhard yang merupakan pembuat kendaraan militer asal Perancis. Desain Dyane diserahkan ke Panhard karena pada waktu itu departemen desain Citroën sedang disibukkan oleh calon mobil Citroën lainnya seperti DS dan Ami. Dari sinilah kemudian departemen non militer Panhard kemudian bergabung dengan Citroën.

Citroën Dyane sebenarnya terbagi menjadi beberapa varian seperti Dyane, Acadiane (panel van), Dyane 4 sampai Dyane 6. Di Indonesia, mobil ini masuk bersamaan dengan Citroën klasik lainnya saat insinyur asal Perancis diminta oleh pemerintah Indonesia untuk membangun bendungan di Jatiluhur. Selain Dyane 6 yang sepertinya merupakan satu-satunya varian Dyane di Indonesia, insinyur Perancis ini juga ada yang membawa Citroën DS, Mehari sampai 2CV.

Mesin yang digunakan mobil ini sama dengan Citroën Ami, yaitu mesin Citroën yang memiliki konfigurasi flat twin berkapasitas 602cc. Mesin 2 silinder ini masih tetap diletakkan di depan dengan transmisi dan gardan yang menyatu yang membuat layout penggerak mobil ini adalah FWD atau penggerak roda depan. Didesain berada 1 tingkat diatas 2CV yang merupakan mobil paling ekonomis dari Citroën membuat mobil ini hanya sanggup berlari dengan kecepatan maksimum 120Km per jam karena tenaga maksimum yang dihasilkan hanya 32Hp pada 5750Rpm. Transmisi yang dipakai mobil ini juga masih mirip dengan Citroën lainnya pada waktu itu dengan transmisi manual 4 percepatan.

Sejak diperkenalkan pada tahun 1967 hingga produksinya berakhir pada tahun 1983, tercatat ada sebanyak 1.443.493 unit Dyane yang terjual. Jumlah ini belum termasuk Citroën Jyane yang merupakan Dyane yang dibuat di Iran antara 1968 sampai 1980. Penjualan Dyane yang oleh beberapa orang disebutnya sebagai pengganti 2CV belum pernah berhasil melebihi penjualan 2CV selain pada tahun 1969 dan 1970 saja.

Spesifikasi Citroën Dyane 6 ini adalah sebagai berikut:

Spesifikasi Citroën Dyane 6
Jenis Hatchback
Tipe Dyane 6
Mesin Horizontal 2 OHV 602cc
Bore X Stroke N/A
Sistem Bahan Bakar Karburator
Transmisi Manual 4 Speed
Wheelbase 2.400 mm
Panjang 3.899 mm
Lebar 1.499 mm
Tinggi N/A


Comments

  1. Pernah lihat Dyane di Gianyar sekitar setahun terakhir, dan baru tahu kenapa bisa ada mobil-mobil Citroen sejenis Dyane dan 2CV yang bersejarah itu di Indonesia. Sementara model Citroen yang sering masuk iklan di majalah-majalah dan familiar di masyarakat paling sejenis FAF, BX, CX dan GS Pallas (terutama BX, relatif mudah ditemukan).

    PS: trims buat artikel sejarah mobil-mobil lawasnya, saran saya tambahkan referensi agar masyarakat bisa mengetahui sumber-sumber yang didapat. Saya punya blog sejarah dengan topik berbeda selalu menyertakan referensi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih masukannya. Kami selalu memasukkan bahan referensi kalau ada. Berhubung kebanyakan konten blog ini dari hasil diskusi, pengalaman pribadi serta cerita dari kenalan jadinya sering tidak menyertakan sumber macam notulensi rapat.

      Delete
    2. oh seperti itu, saya kira mengutip dari koran atau majalah (terutama Mobil & Motor atau koran-koran terkait, mungkin majalah itu bisa dijadikan pertimbangan sumber yang lebih konkrit). Saya sendiri lebih banyak mencari sumber lewat majalah dan koran-koran karena memang tidak punya kenalan untuk konten blog yang saya asuh (disclosure: blog saya tentang gedung di tahun-tahun di era 60an-2000an, jadi usernamenya seperti itu, tapi saya juga foto-foto mobil buat Wikimedia Commons dan Flickr).

      Bagus mas, teruskan. Saya juga berikan blog ini ke teman-teman pecinta mobil antik di luar negeri, feedback-nya positif walau saya sarankan di-Google Translate.

      Delete
    3. Terimakasih masukannya. Ada kalanya kami juga berburu majalah atau koran tua yang memuat otomotif (atau tukar koleksi dengan teman/kenalan yang sehobi) untuk ditulis ulang disini (tentu tidak lupa sumbernya).

      BTW Blognya keren, rasanya jarang ada yang bahas gedung-gedung di Indonesia. kadang kalau jalan-jalan naik mobil/motor tanpa tujuan saya sering berhenti dipinggir jalan sekedar melihat bangunan-bangunan disekeliling. Apalagi di kota saya (Magelang) masih banyak bangunan peninggalan Belanda yang masih cukup terawat.

      Delete

Post a Comment