Mitsubishi Pawma XL300 atau Charade Monza

Mitsubishi Pawma XL300 GP

Bicara mengenai mobil sport Mitsubishi era 80an sampai awal 90an, yang terbayang pasti sebuah Mitsubishi Starion Turbo yang sempat akan berkompetisi di reli group B, Mitsubishi GTO alias 3000GT yang merupakan grand tourer canggih, Mitsubishi FTO yang menjadi sportscar ringan merk tiga berlian atau Mitsubishi Eclipse yang dipakai Paul Walker dalam film Fast and Furious pertama. Namun taukah anda kalau sebenarnya masih adalagi mobil sport dalam tanda kutip dari Mitsubishi yang hanya ada di Indonesia? nama mobil ini adalah Mitsubishi Pawma.


Cerita mengenai mobil ini dimulai ketika Pierre Foissotte, seorang insinyur asal Perancis yang bekerja di Esso (perusahaan minyak asal Amerika Serikat). Disana ia melakukan serangkaian tes untuk bahan bakar sebelum akhirnya melanjutkan pengembangan mobil 1 penumpang untuk Formula Renault. Dari sana, ia bermimpi suatu saat ia akan membangun mobil Formula Renault dengan desainnya sendiri. Pierre Foissotte ini kemudian bertemu dengan sekitar 15 orang yang punya ide yang sama pada tahun 1986. Dari sanalah tim ini kemudian mengembangkan sebuah mobil ciptaan mereka sendiri.

Charade Monza Front

Tim yang dikomando oleh Pierre Foissotte ini kemudian memulai pengembangan mobil mereka ketika mereka bertemu dengan seorang desainer otomotif asal Jepang yang membuat sketsa rancangan mobil ini. Setelah rancangannya jadi, tim ini kemudian berkunjung kesejumlah negara untuk membuat rancangan mobil ini menjadi kenyataan. Akhirnya pada bulan September tahun 1989 tim yang beranggotakan 15 orang dan Pierre Foissotte ini mendirikan perusahaan yang diberi nama Charade Automobile SA di kota Clermont-Ferrand dengan mobil konsep buatan mereka yang diberi nama Charade Monza. Nama Monza diambil karena disanalah Pierre Foissotte terakhir kali balapan.

Charade Monza ini kemudian dipamerkan ke Mondial de l'automobile et du transport di Perancis pada tahun 1989. Di acara tersebut, mobil ini mendapat sambutan yang cukup meriah dari publik Perancis. Kembali kejudul, mengapa mobil karya orang Perancis ini disebut juga Mitsubishi Pawma? Ternyata sejarahnya dimulai sekitar tahun 1989 dimana setelah rancangan Charade Monza jadi, Pierre Foissotte ini berkunjung ke beberapa negara Asia untuk memproduksi mobil ini. Bodi mobil yang terbuat dari fiberglass ini ternyata dibuat oleh PT. Kreasindo Trampil Mandiri di Jakarta. Karena cetakan dan bodinya dibuat di Indonesia, jadilah mobil ini juga dipamerkan di acara Jakarta Fair 1990. Nama Mitsubishi Pawma XL300 atau L300GP dipakai karena versi Indonesia memakai basic sebuah Mitsubishi Colt L300 bermesin bensin 1600cc yang diubah bodinya. Sama seperti mesinnya, untuk transmisi yang dipakai juga memakai transmisi 5 percepatan manual milik Colt L300. Entah sasisnya masih memakai milik L300 atau tidak. Yang jelas, saat pameran di PRJ tahun 1990 dulu mobil ini ditawarkan dengan harga 35 juta rupiah saja.

Charade Monza rear

Kalau di Indonesia memakai sebuah Mitsubishi Colt L300 sebagai mobil donornya, tidak demikian di Perancis sana. Charade Monza di Perancis memakai sasis tubular dengan bodi fiberglass yang terdiri dari 2 macam yaitu atap permanen dan atap yang bisa dilepas. Mesin yang digunakan bukan lagi mesin Mitsubishi melainkan mesin bensin buatan Peugeot. Mesin Peugeot ini sebenarnya tidak terlalu buruk karena mesin yang dipakai sama dengan mesin Peugeot 205 GTi yang menghasilkan tenaga sebesar 130Hp. Mesin ini diletakkan dibagian depan dengan layout mesin depan penggerak belakang.

Charade Monza side

Pada gambar diatas, tidak terlihat mesin berada dibagian depan. Ini dikarenakan pada saat itu, mobil ini sempat akan memakai mesin yang diletakkan di belakang pengemudi seperti halnya supercar pada umumnya. Dikabarkan kalau sebelum memutuskan memakai mesin Peugeot, mesin dari Mitsubishi, Toyota dan Honda diujicoba dan rencananya akan dipasang dimobil ini. Selain mesin, dikabarkan juga kalau sebenarnya mobil ini sejatinya akan dibuat sebagai convertible dengan atap terpal. Namun pada hasil akhirnya hanya disediakan pilihan atap yang bisa dilepas secara manual saja.

Sayangnya, Charade Automobile termasuk perusahaan yang kurang modal sehingga perusahaan kecil ini harus memutar otak untuk sekedar dapat bertahan hidup. Banyak fitur-fitur yang awalnya dirancang ada menjadi tidak ada seperti misalnya atap convertible dan mesin tengah. Walaupun Charade Monza ini dijual seharga 115.840 franc, penjualannya masih kurang menggembirakan sehingga Charade Automobile akhirnya membuat Monza menjadi peralatan untuk kit car yang bisa dipasang ke Volkswagen Cox alias Coccinelle atau yang lebih dikenal orang Indonesia sebagai VW Kodok seharga 42.850 franc. Setelah segala upaya, Charade Automobile akhirnya tutup pada tahun 1993 dan selesailah sebuah mimpi seorang Pierre Foisotte dalam membuat dan mengembangkan mobilnya sendiri.

Comments

  1. Di Indonesia sudah berhasil kejual ga ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau terjual, ada kok yang terjual. search saja "pawma mitsubishi" tuh di fjb kaskus, mobil123, blognya eyang pompi...

      Delete
  2. Saya pernah liat tapi kenapa lampu belakangnya bulat (versi Indonesia) kalau versi luar kotak dan memanjang. Saya pikir bagus versi luar. Tapi ya harus diapresiasi juga yg versi indo masa dari L300 bisa jadi sport cars itu juga udh luar biasa hebat.. Jadi ke inget Porsche marvia yg pake chassis vantrend

    ReplyDelete
    Replies
    1. dari mobil sport 2 pintu pake bak jadi mobil sport beneran...
      yang marvia rasanya populasinya lebih banyak daripada ini...

      Delete

Post a Comment