Morris Minor MM

Morris Minor MM cabriolet Indonesia

Selepas perang dunia kedua, meskipun Inggris menjadi pemenang namun tetap saja perekonomian Inggris hancur lebur. Oleh karena itu untuk membangun kembali Inggris, diperlukan transportasi kecil yang irit dan murah. Salah satu mobil yang populer di Inggris saat itu adalah Morris Minor MM yang merupakan generasi pertama dari Minor.

Morris Minor sudah mulai direncanakan pada tahun 1941 ketika konflik perang dunia kedua di Eropa masih berlangsung panas. Meskipun pemerintah Inggris melarang untuk pengembangan mobil sipil karena semua sumber daya dikerahkan untuk kepentingan perang melawan Jerman, namun wakil presiden Morris, Milles Thomas tetap merencanakan untuk mempersiapkan produksi mobil setelah perang. Apalagi matanya tertuju pada bakat Alec Issigonis yang meskipun bekerja mendesain suspensi, namun ide-idenya tentang desain otomotif begitu menarik. Ini terbukti ketika melakukan desain Mini yang kemudian merevolusi mobil setelahnya.

Konsep dari Morris Minor yang ditawakan Alec Issigonis ini cukup radikal dengan suspensi independen, sistem kemudi rack and pinion, sampai sasis monokok dimana ide-ide ini diambil Issigonis dari Citroen Traction Avant yang sangat memukau baginya. Bedanya, Traction Avant merupakan mobil mewah sementara mobil yang sedang ia rancang adalah mobil ekonomis yang bisa dibeli semua lapisan masyarakat Inggris pasca perang. Mesinnya sendiri juga makin tidak umum dengan mesin 4 silinder boxer yang kini identik dengan Subaru untuk mengakali skema pajak mobil di Inggris.

Namun kenyataan tidak seperti yang diharapkan. Ada beberapa ide Issigonis yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan produksi Morris pasca perang yang juga menghantam perekonomian Eropa saat itu. Suspensi independen yang dicetuskan idenya misalnya pada akhirnya digantikan dengan per daun yang lebih mudah diproduksi. Begitu pula dengan mesinnya menjadi 4 silinder segaris yang rancangannya diambil dari Morris Eight yang sudah diproduksi sebelum perang.

Pada awalnya, Morris Minor akan diberi nama Morris Mosquito yang dalam bahasa Inggris bermakna nyamuk. Salah satu alasan mengapa diganti menjadi Minor adalah karena ukurannya yang lebih membengkak dibandingkan rencana awal. Nama Minor sendiri juga sebenarnya sudah dipakai oleh Morris semenjak sebelum perang dunia kedua dimana Minor menjadi mobil paling inovatif dan terjangkau. Tidak salah kalau kemudian nama Minor kembali lagi dipakai untuk mobil terkecil Morris setelah perang dunia kedua.

Meskipun rancang bangun dasar Issigonis tidak disetujui, namun ia akhirnya tetap menjadi salah satu desainer mobil ini untuk memaksimalkan ruang penumpang seperti ide awalnya. Tidak seperti Morris Eight yang menganut grill depan model air terjun, Minor MM memakai grill depan sejajar dengan lampu utama yang akhirnya menjadi ciri khasnya. Desain keseluruhannya dibuat lebih streamline membulat dibandingkan pendahulunya untuk mengurangi hambatan angin. Pilihan bodi untuk Morris Minor MM ini sudah cukup beragam. Ada sedan 2 pintu, sedan 4 pintu untuk keluarga serta convertible yang disebut tourer 2 pintu dengan atap kanvas. Pada tahun 1951, Morris Minor MM mendapat facelift yang sepintas menjadi mirip dengan Morris Minor Series II dengan lampu depannya dipindah dibagian atas fender.

Sama seperti namanya, Morris Minor MM ini menggunakan mesin yang kecil yaitu mesin Morris Sidevalve 4 silinder dengan kapasitas 997cc. Mesin yang rancangannya diambil dari Morris Eight yang merupakan pendahulu Morris Minor ini mampu menghasilkan tenaga sebesar 27,5Hp dan torsi 50,3Nm. Memang kecil, namun sudah sangat cukup untuk kebutuhan transportasi dan motorisasi Inggris pasca perang. Untuk menggerakkan roda belakang, tenaga mesin ini disalurkan melalui transmisi manual 3 percepatan.

Meskipun murah dengan harga 382 poundsterling pada 1950 atau sekitar 13,188 poundsterling pada 2020, namun apa yang didapat sudah sangat cukup untuk rakyat Inggris saat itu. Suspensi depannya memakai model batang torsi yang sama dengan Morris Oxford yang lebih mahal meskipun bagian belakangnya memakai per daun. Rem depan dan belakang masih menggunakan model teromol. Sasisnya memakai model semi monokok dengan beberapa bagian memerlukan sub frame seperti rangka tangga sementara bagian lainnya sudah model monokok. Untuk lampu seinnya sendiri masih memakai model semaphore. Dibagian interiornya, untuk menyeimbangkan antara sisi kanan dan kiri dashboard, pada bagian penumpang terdapat jam analog dengan ukuran dial yang sama dengan dial speedometer disisi pengemudi.

Di Indonesia, Morris Minor MM ini dijual oleh beberapa importir yang perusahaannya terkadang juga dimiliki oleh orang Inggris langsung. Misalkan diwilayah Jakarta, Sukabumi, Bandung dan Bogor pemasaran Morris Minor MM ini dilakukan oleh NV Autohandel Masscote yang kelak berubah nama menjadi NV Masscote Trading Company yang beralamatkan di Jalan Hayam Wuruk no 4 Jakarta. Diwilayah lain seperti misalnya Surabaya penjualan Morris Minor dilakukan oleh perusahaan yang tidak terafiliasi bernama NV Autohandel P. Bouman. Keagenan ATPM sendiri untuk merk Morris baru ada sekitar tahun 1960an dengan PT Java Motor yang juga memegang keagenan mobil-mobil Inggris lainnya. Populasi Minor sendiri sudah cukup langka apalagi untuk varian Morris Minor MM seperti ini. Morris yang paling banyak beredar di Indonesia adalah series III alias Minor 1000 yang terkenal digunakan sebagai oplet.

 Spesifikasi Morris Minor MM ini adalah sebagai berikut:

Spesifikasi Morris Minor MM
Jenis Sedan
Tipe MM
Mesin Morris Sidevalve 1000cc
Bore X Stroke 57.0 X 90.0 mm
Sistem Bahan Bakar Karburator
Transmisi Manual 3 Speed
Wheelbase 2.184 mm
Panjang N/A
Lebar N/A
Tinggi N/A


Comments