Pirus Swadeshi, Motor Asli Jogja Tahun 1950an
Yogyakarta meski lebih terkenal sebagai kota pendidikan dengan universitas-universitas yang menjadi tujuan pelajar dipenjuru Indonesia dan kota pariwisata pusat kebudayaan Jawa, Yogyakarta juga memiliki industri sepeda motornya sendiri. Jauh sebelum adanya sepeda motor merk MAK yang dibuat di Kalasan, Kabupaten Sleman pada tahun 2011, pada tahun 1953 sempat ada bengkel yang membuat sepeda motornya sendiri dengan Pirus Swadeshi.
Pirus merupakan bengkel pembuatan onderdil mesin yang terletak di Jl. Terban No. 26 Yogyakarta (sekarang jalan C. Simanjuntak). Nama Pirus sendiri berasal dari nama pendirinya, Surip Sastrapawiro yang merupakan veteran perang kemerdekaan RI. Meskipun hanya tamatan sekolah rakyat (sekarang setara sekolah dasar), namun dibengkel ini diciptakan sepeda motor bernama Swadeshi. Swadeshi sendiri berasal dari nama gerakan asal India yang kurang lebih maknanya seperti gerakan Berdikari yang tenar digaungkan pemerintah orde lama di Indonesia.
Secara bentuk, Pirus Swadeshi ini mirip dengan sepeda onthel biasa yang kemudian ditambahkan mesin. Sepeda motor ini masih dibekali dengan engkol untuk mengayuh dimana kayuhan ini dipakai untuk menyalakan mesin dimana prinsip menyalakan mesinnya mirip seperti ketika melakukan jump start pada motor yang akinya soak namun jauh lebih mudah karena memakai pedal. Sadelnya sendiri terlihat lebih panjang tidak seperti sepeda. Meski begitu supaya adil, bila melihat sepeda motor yang populer digunakan untuk komuter pada masa itu semacam Ducati Cuciolo bahkan Honda type A yang menjadi motor Honda pertama konsepnya masih sama sebagai sepeda onthel yang ditempel mesin.
Untuk mesinnya sendiri, digunakan mesin 1 silinder berpendingin udara dengan kapasitas 30cc. Entah apa jenis mesinnya karena kami tidak mendapati sumbernya namun bila dilihat dari konstruksinya dan cut out yang ditampilkan pada video dibawah, mesin ini adalah mesin 2 langkah. Menariknya, mesin ini sudah dibekali dengan silincer pada pipa knalpotnya sehingga seharusnya suara yang dihasilkannya bisa lebih senyap.
Sepeda motor ini kemudian diperkenalkan kepada publik pada stand Kementerian Perekonomian Pekan Raya 200 Tahun Kota Yogyakarta yang berlangsung antara September hingga Oktober 1956. Mengutip dari potongan koran Minggu Pagi edisi 30 September 1956 yang dikutip koran Kedaulatan Rakyat, pameran tersebut juga dihadiri peserta dari negara besar seperti Uni Soviet, Amerika Serikat juga Republik Rakyat China. Memang ban dan ruji velg dari sepeda motor ini dibeli di toko sementara mesin mulai dari piston, blok silinder, sampai karburator dibuat sendiri.
Memang dengan segala keterbatasannya tidaklah mudah untuk membangun sendiri sebuah sepeda motor apalagi sampai menjualnya secara mass production. Bahkan mesin bubut yang digunakan untuk membuat Pirus Swadeshi ini awalnya merupakan rekayasa mesin bekas yang digerakkan tenaga manusia. Barulah mesin bubut My Ford digunakan dan itupun merupakan pemberian dari anggota DPRD Yogyakarta dari partai Masjumi, Mr. Kasmat. Bengkel Pirus pada akhirnya hanya membuat onderdil-onderdil mesin-mesin untuk TNI AU sampai Djawatan Kereta Api.
Shoichiro honda, waktu merintis membuat sepeda motor, juga modelnya mirip seperti ini. Sepeda onthel yg kemudian ditempel sama mesin kecil
ReplyDeleteTeknologi Jepang masuk walaupun katanya kerjasama tp tdk mau alih teknologi akhirnya smp sekarang Indonesia tertutup utk membuat kendaraan bermotor sendiri selain bbrp part utama harus dr Jepang yg otomatis Indonesia hanya tempat perakitan & pemasaran saja.
ReplyDelete