Mobil Motor Lama

Yamaha meluncurkan RX100 pada tahun 1977 dan menjadi salah satu sepeda motor seri RX pertama di Indonesia dengan mesin 1 silinder menemani RX125 alias RD125 yang dikenal juga sebagai RX twin dengan mesin 2 silinder 2 tak yang kemudian digantikan RX125 dengan mesin 1 silinder. Kelak Yamaha RX100 ini bertransformasi menjadi Yamaha RX-S dan RX Special sementara RX125 bertransformasi manjadi RX-K dan RX King.

Memasuki tahun 2000, pabrikan Jepang sedang gandrung membuat mobil maupun motor komemoratif dengan sejarah tersendiri sembari menyongsong milenia baru. Kebetulan saat itu juga selera konsumen akan desain retro juga sedang besar-besarnya. Tidak mau ketinggalan, Honda Motor Corp selaku pembuat sepeda motor Honda di Jepang membuat Honda Dream 50 untuk merayakan kesuksesan Honda dalam grand prix (sekarang MotoGP) kelas 50cc pada tahun 1962 dan 1963.

Meski berukuran kecil, namun Honda Monkey cukup sukses dan punya penggemarnya tersendiri. Namun karena Honda Monkey dirasa terlalu kecil apalagi untuk tubuh bule Amerika, akhirnya dibuat pengembangannya dengan munculnya Honda ST series atau yang lebih populer disebut Honda Dax di Eropa dan Jepang. Honda Dax sendiri ketika diperkenalkan pada tahun 1969 diluncurkan dalam beberapa varian yaitu ST50, ST70 dan CT70.

Selain membuat sepeda motor berukuran normal, Honda juga membuat motor kecil bernama Honda Monkey. Nama resmi motor ini pada mulanya adalah Honda Z50 series dimana dibelakangnya terdapat tambahan huruf sebagai kode generasi atau varian untuk dijual dinegara tertentu. Namun kemudian motor ini mendapat julukan Honda Monkey karena penunggangnya terlihat seperti monyet yang mengelantung dengan stangnya yang tinggi.

Pada dasarnya, Yamaha RX Special merupakan penerus dari Yamaha RX-S. Yamaha RX-Special pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1983 dan dijual hingga 1998. Karenanya bila dilihat dari STNK dan BPKB, motor ini juga memiliki kode tipe RXS. Untuk brand positioning-nya, Yamaha menempatkan RX-Special dibawah Yamaha RX-King yang memiliki mesin lebih besar serta harga yang lebih mahal namun diatas Yamaha L2 Super yang lebih murah.

Yogyakarta meski lebih terkenal sebagai kota pendidikan dengan universitas-universitas yang menjadi tujuan pelajar dipenjuru Indonesia dan kota pariwisata pusat kebudayaan Jawa, Yogyakarta juga memiliki industri sepeda motornya sendiri. Jauh sebelum adanya sepeda motor merk MAK yang dibuat di Kalasan, Kabupaten Sleman pada tahun 2011, pada tahun 1953 sempat ada bengkel yang membuat sepeda motornya sendiri dengan Pirus Swadeshi.

Setelah perang dunia kedua, Birmingham Small Arms Company (BSA) tidak menunda waktu untuk meluncurkan sepeda motornya yang sudah direncanakan sebelum perang dan dirancang disela-sela masa perang. Tidak berlangsung lama, BSA A7 kemudian menjadi salah satu sepeda motor yang cukup populer di Eropa setelah itu.

Kanzen Motor Indonesia bukanlah merk mocin berkualitas buruk karena ini adalah merk asli Indonesia. Memang produk awal Kanzen yang mirip dengan Honda Supra membuat konsumen Indonesia menganggap Kanzen adalah merk mocin. Akhirnya, pada tahun 2005 Kanzen kemudian mendesain sendiri bentuk motor bebeknya yang akhirnya dijual dengan nama Kanzen Taurus.

Indonesia merupakan negara penghasil dan konsumen sepeda motor nomer 3 terbesar di dunia. Namun dari sekitar 7 juta unit pertahun sepeda motor yang diproduksi tadi, hampir seluruhnya merupakan sepeda motor kecil dengan kapasitas mesin paling besar 250cc. Tidak heran kalau pabrikan motor lokal seperti Viar, Happy dan sebagainya di Indonesia lebih sering membuat motor-motor kecil. Meski begitu, jaman 90an dulu sempat ada pabrikan motor lokal Indonesia yang membuat motor besar (moge atau motor gede) dengan nama Jatayu.

Di jaman 70an dulu, kalau mau ngebut paling tidak motornya harus bermesin 2 tak dan 2 silinder. Bagi penggemar Suzuki jaman itu, Suzuki Stinger memenuhi kriteria dirasa sudah ketinggalan. Oleh karena itu, Suzuki kemudian mengeluarkan motor Suzuki seri GT dengan mesin twin cylinder di Indonesia dengan Suzuki GT125 dan GT185.

Sebelum adanya Timori (Timor sepeda motor), Indonesia sudah terlebih dulu punya konsep membuat sepeda motor buatan lokal dengan merk sendiri yang kelak akan disebut sebagai SMI yang merupakan singkatan dari Sepeda Motor Indonesia. Proyek SMI diawali dengan pembuatan sebuah prototipe sepeda motor sekitar tahun 1995 dan 1996. Prototype motor ini mengambil mesin 1 silinder 4 tak dari motor Honda.

Selain proyek mobil nasional, Timor Putra Nasional juga sebenarnya sempat membuat proyek sepeda motor nasional. Motor ini sedianya akan diproduksi oleh PT. Timor Putra Bangsa yang menjadi anak perusahaan dari Timor Putra Nasional. Sedianya motor nasional ini kelak akan diberi merk Timori yang entah dari mana asalnya maupun apa kepanjangannya. Proyek ini sudah dimulai sejak sekitar 1996 namun harus berhenti beberapa saat setelah kerusuhan Mei 1998 yang mengakibatkan gagalnya motor ini dijual ke masyarakat Indonesia.

Setelah kekalahan Nazi Jerman di perang dunia 2, perusahaan otomotif seperti BMW dilarang membuat dan memproduksi kendaraan sebelum memperoleh ijin dari pihak sekutu. BMW akhirnya kembali memulai produksi motornya pada tahun 1947 atas ijin Amerika Serikat. Sialnya, karena pabrik BMW di Munich hancur dibom, BMW memindahkan semua peralatan, blueprint rancangan dan sebagainya ke pabrik BMW di Eisenach (Jerman timur) yang dikuasai oleh Uni Soviet. Sebagai negara komunis, jelas Uni Soviet tidak mau mengembalikan pabrik dan perlatan milik BMW karena semua perusahaan dikuasai negara. Oleh sebab itu BMW harus memulai dari nol untuk membuat motor dengan mencontek BMW R23 yang dibuat sebelum perang dan dibuat ulang menjadi BMW R24. Versi revisi dari BMW R24 ini muncul pada 16 Febuari 1949 dengan nama BMW R25.

Honda S110 atau yang lebih dikenal dengan nama Honda Benly adalah sepeda motor yang diimpor oleh Federal Motor antara tahun 1973 sampai sekitar 1977. Nama Benly sendiri sebenarnya sudah dipakai untuk motor Honda bermesin 2 silinder yang beredar pada tahun 1960an namun entah mengapa nama Benly dihidupkan kembali oleh Honda untuk motor spesifikasi hematnya. Motor ini muncul beberapa saat setelah Honda S90 dan 90Z dihentikan produksinya di Indonesia. Jadi bisa dibilang inilah penerus 90Z di Indonesia.

Setelah sukses dengan duo GL100 dan GL125, Honda kemudian meneruskan produk duo motor lakinya pada tahun 1983 dengan nama GL Max dan GL PRO untuk meneruskan kiprah GL100 dan GL125. Namun karena permintaan GL100 masih tinggi, Honda akhirnya tetap menjual GL100 sebagai motor sport entry level bersamaan dengan GL Max. Entah dari mana nama GL Max berasal. Karena ketidak jelasan nama ini, ada orang yang sampai menyebut GL Max merupakan singkatan dari genjot langsung klimak.

Suzuki Thunder pertama kali muncul pada tahun 1999 untuk bersaing dengan Honda Tiger dikelas motor sport touring. Motor ini diproduksi sampai tahun 2005 saja dan hampir setengah dasawarsa kemudian, Suzuki mengeluarkan Inazuma 250 yang dianggap sebagai pengganti motor ini walau punya karakter yang berbeda. Thunder 250 ini kembar identik dengan Suzuki GZ Marauder 250, Suzuki TU 250G Grasstracker / Big boy, Suzuki GN 250 dan Suzuki TU250X dan ST250 yang hadir di luar sana dengan bodi yang berbeda.

Yamaha Motor Corporation pertama kali berdiri pada tahun 1955 dengan produk pertamanya Yamaha YA-1 yang dibangun berdasarkan pemikiran, konsep dan cita rasa ala motor Eropa. Setelah 13 tahun kemunculan Yamaha YA-1, Yamaha terus berkreasi dengan motor-motor kecil (dibawah 250cc) yang diberi berbagai teknologi yang lumayan maju dijamannya. Salah satu motor itu adalah Yamaha AS1 atau yang dikenal oleh orang Indonesia sebagai Yamaha Yasi.

Motor sport (atau yang biasa disebut motor laki) dari Yamaha 10 tahun belakangan makin laris dan makin diminati masyarakat Indonesia. Ada banyak model yang ditawarkan mulai dari Vixion yang standar sampai sport bike seperti YZF-R15 dan YZF-R25. Kesuksesan Yamaha Indonesia dalam menghadirkan motor sport di tanah air tak lepas dari sejarah pendahulu motor sport pertama Yamaha yang diberi nama Yamaha L2. Yamaha L2 ini pertama kali muncul pada tahun 1974 dan sepertinya menjadi model sport motor Yamaha pertama yang dirakit di Indonesia.

Suzuki TRS dan TRZ Katana merupakan motor sport (motor laki) dari Suzuki yang muncul pada era 1980an. Motor ini merupakan penerus dari Suzuki GP100 dan GP125. Berbeda jauh dengan Suzuki GP series yang masih terdapat bentuk membulat, pada generasi Suzuki TRS ini bentuk keseluruhannya mengkotak. Sekitar tahun 1990an, motor ini menjadi sepeda motor dinas untuk PNS yang bekerja di lingkup kecamatan. Selain Indonesia, motor ini juga dijual di Malaysia sampai negara Amerika Latin seperti Kolombia.

Motor dual purpose atau yag biasa disebut orang Indonsia sebagai motor trail memiliki kelebihan berupa ground cleareance atau ketinggian motor dengan tanah yang lumayan tinggi. Ini membuat motor trail bisa dengan mudah melewati jalanan rusak sampai daratan yang memang tidak dirancang untuk dilalui kendaraan dengan mudah. Jaman 70 dan 80an dulu, Yamaha pernah mengeluarkan motor trail dengan nama Yamaha DT series. Untuk melanjutkan kiprah Yamaha DT, Yamaha mengeluarkan salah satu motor trail dengan masa produksi yang cukup lama di Indonesia dengan nama Yamaha YT115. Yamaha YT115 ini juga dijual sampai ke wilayah Amerika Latin seperti Venezuela.