Morris Minor MK2 dan Minor 1000

Morris Minor Traveler oplet kayu

Sebelum jamannya angkot alias angkutan kota maupun angkutan desa, transportasi andalan masyarakat perkotaan Indonesia terutama dipulau Jawa adalah oplet. Nama oplet konon berasal dari gabungan Opel Let atau Opel kecil walau ada juga yang mengatakan nama Oplet berasal dari nama Chevrolet sampai auto let. Selain itu ada juga yang mengatakan kalau nama Oplet sudah ada sejak 1938 ketika pabrik Opel di Tanjung Priok, Hindia Belanda (sekarang Indonesia) membuat mobil Opel Olympia seri CL dengan body cabriolet yang panjang kabinnya ditambah lalu dibuat shared taxi (semacam angkot jaman sekarang) sehingga muncul istilah "Opel Cabriolet" yang disingkat Oplet. Meski merk Jerman atau Amerika yang mengawali istilah ini, namun masyarakat Indonesia lebih mengenal merk Inggris seperti Morris Minor sebagai mobil oplet.

Melanjutkan Morris Minor MM facelift tahun 1951, bentuk dari Morris Minor Series II ini masih memiliki ciri yang mirip dengan pendahulunya yang memiliki lampu depan yang terletak dibagian atas fender. Dari luar, hampir tidak ada perubahan mencolok karena semua ubahannya terdapat pada bagian dalam. Setelah penggabungan Nuffield yang merupakan induk Morris dengan Austin Motor Company dan membentuk British Motor Company (BMC), mobil Morris seperti Morris Minor ini kemudian menggunakan banyak onderdil Austin untuk menghemat biaya pengembangan selain untuk efisiensi lainnya. Hasilnya, Morris Minor Series II ini menggunakan gearbox, rumah gardan, kopel, sampai mesin 800cc dari Austin yang jauh lebih modern dibandandingkan mesin Morris yang dibuat sebelum perang.

Seperti yang dijelaskan diatas, bagian mekanikal Morris Minor Series II menggunakan onderdil buatan Austin yang lebih modern. Mesin Austin yang kemudian dilabeli BMC A series yang dipasang memiliki konfigurasi 4 silinder segaris OHV berkapasitas 800cc. Meski lebih kecil dibandingkan generasi sebelumnya, namun tenaganya jauh lebih besar dengan 28Hp pada 4800Rpm dan torsi 54Nm pada 2400Rpm. Cukup bertenaga untuk mesin dengan sebuah karburator H2 serta rasio kompresi hanya 7,5:1. Untuk menggerakkan roda belakangnya sendiri digunakan transmisi manual 4 percepatan.

Pada tahun 1954, Morris Minor mengalami ubahan yang membuatnya tampil lebih segar. Ciri khas yang bisa dilihat dari luarnya adalah penggunaan grill palang horisontal tanpa tambahan palang vertikal seperti sebelumnya. Selain itu, lampu belakangnya dibuat menjadi lebih besar. Ubahan lainnya terdapat pada bagian interior dimana posisi dashboard kini diletakkan ditengah yang mungkin kelak akan menginspirasi Morris serta Austin Mini.

Memasuki 1956, Morris Minor mengalami ubahan dengan diperkenalkannya generasi ketiga yang lebih sering disebut Morris Minor 1000. Sepintas, tidak ada perbedaan mencolok pada tampilan luarnya kecuali penggunaan kaca depan model single piece meninggalkan desain split window. Selain itu, mulai 1961 pengggunaan lampu sein model semaphore ditinggalkan dan diganti dengan lampu sein model konvensional yang dipakai sekarang.

Perbedaan mencolok, ada pada bagian mesinnya dimana mesinnya dinaikkan menjadi 1000cc yang membuatnya mendapat nama Minor 1000. Mesin BMC A series berkapasitas 948cc dengan konfigurasi 4 silinder segaris OHV yang diusung mampu menghasilkan tenaga sebesar 36Hp pada 4800Rpm dan torsi sebesar 68Nm pada 2500Rpm. Mesin ini masih setia dengan karburator yang sama namun dengan rasio kompresi yang dinaikkan menjadi 8,3:1. Untuk menggerakkan roda belakangnya sendiri digunakan transmisi manual 4 percepatan.

Di Indonesia sendiri Morris Minor dijual oleh PT Java Motor yang sudah menjadi agen resmi Land Rover di Indonesia sejak 1949. Sekitar awal 1950an setelah merger BMC, Java Motor kemudian juga menjual mobil-mobil merk Morris dan Austin di Indonesia selain juga nantinya berkembang menjadi mobil-mobil Inggris lainnya. Meskipun ada 4 tipe bodi pada Morris Minor, namun yang dijual di Indonesia sepertinya hanya sedan 4 pintu serta van 2 pintu yang disebut sebagai Traveler. Menariknya, tidak sedikit Morris Minor sedan yang diubah sendiri menjadi Morris Minor Traveler selain juga Minor Traveler asli dengan bodi karoseri berbahan kayu jati yang banyak di Indonesia dan dijadikan oplet sampai redupnya oplet pada 1980an.

Salah satu Morris Minor yang paling populer di Indonesia adalah oplet dalam serial Si Doel Anak Sekolahan. Morris Minor yang dijadikan oplet tersebut menurut Rano Karno merupakan mobil produksi tahun 1957 yang berari sebuah Morris Minor 1000 yang dibeli untuk kebutuhan syuting sinetron pada 1993 seharga 525 ribu rupiah. Oplet legendaris yang sudah main sinetron Si Doel Anak Sekolahan (1993), serial Si Doel Anak Gedongan (2006), film TV Si Doel Anak Pinggiran (2011) sampai film layar lebar Si Doel The Movie (2018) ini kini berada di Warung Doel yang terletak di Lebak Bulus, Jakarta.

Spesifikasi Morris Minor 1000 ini adalah sebagai berikut:

Spesifikasi Morris Minor 1000
Jenis Sedan
Minibus (Traveller)
 
Tipe Minor
Mesin BMC A OHV 803cc
BMC A OHV 948cc
Bore X Stroke 57.9 X 76.2 mm (803cc)
62.9 X 76.2 mm (948cc)
Sistem Bahan Bakar Karburator
Transmisi Manual 4 Speed
Wheelbase 2.184 mm
Panjang 3.759 mm
Lebar 1.524 mm
Tinggi 1.524 mm


Comments