AMC Jeep CJ-7
Pada tahun 1970, Kaiser yang merasa sudah tidak mau berbisnis mobil menjual merk Jeep kepada AMC atau American Motor Coorporation. Tidak berselang lama, dibawah kepemilikan baru Jeep kemudian mulai mengembangkan mobil penerus dari seri CJ-5 dengan Jeep CJ-7 yang pertama kali muncul pada tahun 1976.
Sebagai penerus, Jeep CJ-7 memiliki desain yang masih mirip dengan pendahulunya. Grill depan memakai model vertikal 7 lubang yang sudah dipakai sejak jaman Jeep Willys ketika perang dunia kedua. Dibandingkan CJ-5, Jeep CJ-7 memiliki panjang sekitar 10 inchi atau 25cm lebih panjang dimana panjang pintunya juga berbeda dimana Jeep CJ-7 lebih mirip dengan mobil normal bukannya berbentuk melengkung seperti pada CJ-5.
Masih dengan format yang sama seperti sebelumnya. Jeep CJ-7 ini diperkenalkan sebagai jip dengan sasis pendek dan bodi 2 atau 3 pintu. Untuk varian sasis panjang diberi nama Jeep CJ-8. Meski namanya CJ-8, namun secara resmi CJ-8 ini disebut sebagai Jeep Scrambler dimana bentuk bodinya adalah pickup 2 pintu namun atap belakangnya bisa dilepas menjadikannya wagon. Walaupun dibuat untuk menggantikan CJ-5, namun AMC masih menjual CJ-5 bersamaan dengan CJ-7 di beberapa negara sampai sekitar 1983. Karenanya CJ-7 di Indonesia baru masuk sekitar akhir 1979 atau awal 1980 sedikit terlambat dibanding di negaranya.
Pada awalnya, Jeep CJ-7 hanya diperkenalkan dengan mesin bensin AMC seri 6 silinder segaris berkapasitas 4200cc dengan karburator. Mesin OHV 258cu ini terkenal reliable, cukup murah dan torsinya nendang untuk ukuran mobil Amerika jaman itu. Mesin ini sanggup menghasilkan tenaga sebesar 98Hp dan torsi 261Nm. Untuk menggerakkan roda belakang digunakan transmisi manual 4 percepatan. Berhubung ini adalah sebuah Jeep, maka juga dilengkapi dengan transfercase Dana 300 untuk menggerakkan roda depan bersamaan dengan roda belakangnya.
Varian Jeep CJ-7 Indonesia
Ketika pertama kali diluncurkan di Indonesia, Jeep CJ-7 hanya tersedia dalam 1 varian saja yaitu standard. Ciri khas dari CJ-7 standard adalah pintu belakangnya setengah seperti pickup yang engselnya membuka kesamping seperti Jeep model softtop ditambah bagian atas bila model hardtop membuka keatas. Sekitar tahun 1981 baru muncul beberapa varian lainnya di Indonesia. Varian ini bisa dibilang facelift meski secara tampang tidak banyak perbedaan antar Jeep CJ-7 standar. Ubahan paling mencolok adalah penggunaan sumbu roda yang lebih panjang untuk meningkatkan performa off road.
Kemudian ada Jeep CJ-7 Spirit dimana cirinya adalah jok belakang hadap-hadapan seperti angkot, bumper belakangnya diberi pijakan kaki, serta pintu belakang membuka penuh bukan model split seperti tipe standard. Selain itu juga tersedia mesin diesel Isuzu C240 dengan konfigurasi OHV 8 valve 4 silinder 2400cc. Mesin diesel ini sanggup menghasilkan tenaga sebesar 68Hp dan torsi 145Nm. Transmisi yang digunakan masih sama dengan manual 4 percepatan dan transfercase Dana 300.
Untuk mereka yang menyukai Jeep CJ-7 namun tidak mau terlalu kosongan seperti mobil proyek, ada Jeep CJ-7 Express. Jeep CJ-7 Express ini memiliki ciri berupa lampu sein depan berbentuk kotak yang ditempel di fender depan. Selain itu konfigurasi kursinya memakai model hadap depan. Untuk aksesori lainnya ada roll bar dibelakang yang dilapisi bahan empuk, grafis sticker seperti tulisan Express disamping kap mesin serta garis striping sepanjang body.
Varian langka dari Jeep CJ-7 di Indonesia adalah Jeep CJ-7 Limited yang muncul sekitar tahun 1988 sebagai model penutup dari Jeep CJ-7 sebelum akhirnya PT Djakarta Motor selaku ATPM Jeep berhenti beroperasi. Di Amerika, Jeep CJ-7 sudah dihentikan produksinya pada tahun 1986 dan digantikan oleh Jeep Wrangler generasi YJ yang baru masuk Indonesia pada tahun 1995. Jeep CJ-7 Limited ini hanya diproduksi 2500 unit saja. Ciri khasnya adalah sudah menggunakan winch dan sisanya mirip seperti CJ-7 Express.
Diluar itu sebenarnya masih ada banyak varian Jeep CJ-7 yang tidak hadir di Indonesia. Paling banyak ada seperti Laredo, Renegade, Golden Eagle, Golden Hawk, dan sampai versi edisi terbatas seperti Limited dan Jamboree Commemorative Edition. Perbedaan antar trim levelnya ada pada tahun produksi, mesin sampai pilihan aksesorisnya.
Jeep CJ-7 di Indonesia
Pesaing CJ-7 adalah Toyota Land cruiser alias Hardtop FJ40 dan BJ40. Kedua jip ini dijamannya bersaing ketat karena Land Cruiser banyak dipakai institusi negara dan perkebunan sementara CJ-7 populer dikalangan sipil karena bentuknya yang macho dan harganya yang lebih murah. Pada tahun 1982, FJ40 bensin dihargai 8 juta sementara BJ40 12 juta dengan kelebihan transmisi 4 percepatan. CJ-7 sendiri saat itu dijual sekitar 7 juta untuk versi bensin dengan kelebihan transmisi yang sudah 4 speed sementara CJ-7 diesel hanya 8 juta rupiah saja. Kepopuleran CJ-7 ini bertahan kira-kira sampai 1984 dimana pada saat itu pemerintah orde baru menaikkan pajak kendaraan 4WD karena dianggap barang mewah berhubung penggunaannya lebih banyak kalangan pribadi.
Terlahir sebagai mobil 2 alam yang pertama muncul pada dasawarsa 70an membuat jangan berharap akan fitur-fitur fancy yang tersedia pada mobil ini. Untuk keselamatan, sudah disediakan collapsed steering column yang membuat kolom setir jatuh sendiri agar tidak mencederai penumpang saat terjadi tabrakan. Selain itu, rem depan mobil ini sudah memakai rem cakram yang jarang dipakai di mobil jip jaman itu sementara belakangnya masih teromol. Untuk menambah handling, AMC membekali mobil ini dengan stabilizer dibagian depan.
Kelebihan Jeep CJ-7 ini adalah kenyamannya yang jauh diatas jip sekelas dijamannya walau masih memakai per daun depan belakang dan sasis ladder frame yang cukup lentur untuk ukuran mobil yang sering diajak kerja keras. Setirnya yang walau besar dan terlihat berat, namun radius putar mobil ini cukup kecil dibanding jip sekelasnya sehingga masih enak dipakai untuk putar balik atau terabas hutan. Konsumsi bahan bakarnya biasa saja untuk versi bensin dimana angka 1:3 atau 1:4 untuk dalam kota yang lancar sudah biasa. Versi dieselnya jauh lebih irit dibanding versi bensinnya walau harus dikompensasi dengan tarikannya ayng terasa kurang.
Kelemahan CJ-7 ada pada kekuatan sasisnya dimana sasis mobil ini lentur karena jumlah cross membernya lebih sedikit dibanding sasis jip sekelas. Sasis lentur ini memang enak karena terasa nyaman dinaiki walau berakibat kurang mantab dipakai offroad berat langsung. Axle belakang mobil ini juga terkenal kurang kuat dimana gigi splinenya mudah patah karena desain two piece yang diusung. Bagi yang terbiasa dengan mobil yang lebih baru dan lebih nyaman dan advance, CJ-7 ini juga terasa kurang nyaman kala mengerem sehingga disarankan untuk jaga jarak dengan mobil didepannya.
Spesifikasi AMC Jeep CJ-7 ini adalah sebagai berikut:
Spesifikasi AMC Jeep CJ-7 | |
---|---|
Jenis | Jip |
Tipe | CJ7 |
Mesin | AMC 252 OHV 4200cc Isuzu C240 OHV 2400cc |
Bore X Stroke | 95.0 X 98.9 mm (bensin) 88.0 X 92.0 mm (diesel) |
Sistem Bahan Bakar | Karburator |
Transmisi | Manual 4 Speed |
Wheelbase | 2.370 mm |
Panjang | 3.759 mm |
Lebar | 1.740 mm |
Tinggi | 1.720 mm |
Jeep di Indonesia dulu dipegang oleh siapa dan dirakit di mana?
ReplyDeleteATPM Jeep dulu namanya NV (kemudian jadi PT) Djakarta Motor Company. ATPMnya main barengan sama Chrysler dan Simca. Perakitannya ada di Gaya Motor Sunter (yang juga merakit banyak merk)
DeleteJadi keinget mobilnya bapak kos, cj7 diesel. Sama orangnya, biar larinya gak lelet (lambat) gearboks & transfercase, diganti satu set pny trooper luar (5 speed). Soalnya, kebanyakan yg di indo, trooper pada 4 speed. Dan pemasangannya tinggal PnP.
ReplyDeleteKata orangnya, setelah diganti, peforma lebih enak & lebih irit, soalnya rationya pas dibanding ratio gearboks-transfercase bawaan cj7 diesel
menarik, rata-rata orang yang saya tau pakai Trooper atau CJ7 diesel untuk mengatasi leletnya diganti mesinnya pakai 4JB Bighorn misalnya. bisa dipertimbangkan tuh buat ganti gearbox daripada repot ngurus gesek-gesek tiap 5 tahun
DeleteSaya juga ada CJ-7 Spirit '84. Mesin udah pake 4JB dan gearbox punya trooper 5 speed.
ReplyDeleteSekalian request, pembahasan mengenai jeep J10, J20, CJ8, 10, yj wrangler, grand wagoneer, grand cherokee, soalnya, mobil-mobil tersebut juga masuk sini
ReplyDeleteTambahan informasi juga, di indo, ada 2 vers CJ7, ves sipil dan militer (AM7). Perbedaanya :
ReplyDelete- Chassis pd vers militer (AM7), lebih kuat dibanding vers sipil, karna cross member lebih bnyk
- Mesin pd AM7, utk bensinnya, sama dgn sipilnya, tapi utk vers diesel, ada 2 jenis, yaitu mesin diesel keluaran cummins seri 4BT dan mesin diesel keluaran hercules 4 silinder, yg juga dipakai oleh jeep M715
- Versi AM7, dr bawaannya, sdh mempunyai winch, ada 2 tipe, klo ga PTO / elektrik, yg elektrik keluaran dr warn
- Setiap vers AM7, selalu dibekali dgn gardan sumbu lebar, beberapa ada yg menggunakan gardan dana 44 yg sama dipake leluhurnya willys MB
- Mayoritas AM7, dibekali dgn atap soft top/ canvas, jarang ada yg pakai atap hardtop
- Dari bawaan, sdh mempunyai colokan AC / 24 volt , utk semisal mengisi daia pd peralatan elektronik militer
- Batok lampu/ kaca headlamp AM7 bewarna kuning, dan vers militer, tdk mempunyai lampu sein belakang tapi mempunyai lampu sein dibagian depan, dan mempunya lampu black out
- Dikeluaran awal -pertengahan, kaca depan AM7, bermodel split/ two piece seperti willys, tapi setelah itu, jd model one piece sama seperti vers sipilnya
- Per bawaan AM7, lebih banyak & lebih tebal, kelemahannya, bantingan jd sangat keras, tapi sangat kuat utk dipake di medan berat & mampu membawa beban dgn anhang sampe 1.5 ton
- Velg bawaan berbahan kaleng besi, dan dibeberapa ada yg dibekali dgn dop, dan secara default sdh dilengkapi dgn free locker
- Di indo, pihak militer/ tni, dulu sempat memiliki kendaraan ini, tapi sayangya, kalah pamor & kalah tangguh dgn landcruiser 40-series.
terimakasih tambahannya
Delete