Jejak Merk General Motor di Indonesia

Jejak Merk General Motor di Indonesia


General Motor (GM) memiliki banyak sekali marquee atau merk yang berada dibawah komando GM mulai dari Buick, Chevrolet, GMC, Holden, Vauxhall dan sebagainya. Mobil-mobil GM juga banyak yang hadir dan dibuat di Indonesia sejak 1920an. Namun meskipun berada dibawah bendera GM, merk-merk GM di Indonesia tidak serta merta berada dibawah kendali 1 tangan saja melainkan ada banyak tokoh yang berada dibaliknya seperti yang mobilmotorlama jabarkan berikut ini.


(Artikel ini merupakan sambungan dari Pabrik Mobil General Motors Tandjung Priok, Pabrik Mobil Pertama di Indonesia).

Dasawarsa 50an dan 60an bisa dibilang saat-saat yang kacau bagi perekonomian Indonesia tidak terkecuali unutk perusahaan-perusahaan yang beroperasi saat itu. Banyak perusahaan yang kolaps karena krisis ekonomi dan politik berkepanjangan belum termasuk nasionalisasi perusahaan asing yang malah membuat ekonomi Indonesia makin nyungsep. Ditengah kekacauan tadi, tidak menyurutkan seorang Frits Eman untuk mendirikan PT Udatin pada tahun 1959 di Surabaya yang merakit Holden Ute dan Holden FB (Holden Selendang) yang diimpor setahun sebelumnya.

Tahun 1961 hampir semua produksi mobil terhenti. Hanya perakitan mobil pemerintah yang dibiayai oleh hibah pemerintah-ke-pemerintah dari negara-negara lain saja yang masih beroperasi. PT Udatin kemudian masih tetap melanjutkan perakitan mobil-mobil Holden serta pikep dan truk GMC sejak 1965. Meski begitu, produksi sempat terhenti selama periode nasionalisasi-nasionalisasi perusahaan. Produksi mobil kemudian dilanjutkan lagi pada tahun 1969.

Pada tahun 1970an, PT Udatin kemudian mulai memproduksi sedan mewah Holden HQ dan HJ serta model yang lebih kecil seperti Holden Torana. Pada tahun 1974, lebih dari 4000 unit Holden terjual di Indonesia yang menempatkannya sebagai mobil terlaris kedua dibelakang Toyota dengan pangsa pasar 17%. Sayangnya kejayaan Holden ini tidak berlangsung lama karena pada tahun 1976 penjualannya turun menjadi dibawah 1000 unit dan tahun 1977 hanya menjadi 250 unit. Penyebab dari turunnya penjualan Holden ini karena pada tahun 1973, terjadi embargo minyak yang dilakukan negara-negara Arab terhadap negara-negara barat. Indonesia kemudian menjual minyak ke negara-negara barat pada 1973 sampai 1974 dan hasilnya pemerintah menjadi punya banyak uang yang akhirnya mendorong perusahaan lain melalui pelarangan impor CBU kendaraan untuk membuat pabrik di Indonesia sebagai pesaing PT Udatin.

Meskipun merakit produk-produk GM, namun sayangnya GM tidak memberikan dukungan langsung terhadap Udatin yang menyebabkan Udatin nyaris runtuh. Padahal Frits Eman ini adalah salah satu penggerak utama pembangunan industrialisasi Indonesia dengan mengubah yang tadinya hanya sebagai pedagang (ATPM) menjadi manufaktur. Selain itu kurangnya koneksi / hubungan internasional yang kuat juga mengacam strategi manufaktur mandiri (berdikari) yang telah diadopsi. Grup Udatin pada akhinya kemudian juga membuat komponen-komponen otomotif untuk perusahaan Jepang yang awalnya ditolak meski akhirnya disetujui setelah perusahaan grup Udatin ini setuju untuk menerima saran mengenai kontrol kualitas yang diterapkan perusahaan Jepang.

Pada tahun 1980, Udatin kemudian mulai banyak bekerja sama dengan Astra untuk menghidupi perusahaan manufakturnya. Mulai pada dasawarsa inilah mobil-mobil Holden mulai banyak macamnya mulai dari Gemini yang sering digunakan sebagai taksi, Camira, Commodore (sejak 1981) sampai Aska yang merupakan prototype dari Isuzu. Pada tahun 1986 Udatimex berhasil mengekspor 100 Holden Lincah atau Raider (Holden Jackaroo) ke Cina yang menjadikannya mobil pertama yang diekspor dari Indonesia. Pada bulan April 1987, Udatin mulai memproduksi sedan mewah Holden VL Calais dengan mesin Nissan RB20E 6 silinder 2000cc yang sama seperti mesin Nissan Cefiro A31. Meski begitu, penjualan Holden di Indonesia termasuk menyedihkan dimana kapasitas produksi Udatin yang mencapai 12000 unit setahun hanya memproduksi 73 mobil saja pada 1988. Holden akhirnya tutup di Indonesia pada awal 1990 dan kemudian PT Udatin beralih membuat sedan Timor yang menjadi mobil nasional Indonesia meski akhirnya gagal karena perselisihan di WTO antara Timor dengan produsen lainnya serta krisis moneter 1998.

Pada tahun 1976 PT Garmak Motor dari grup Mercu Buana yang bermarkas di Bekasi berdiri dan mulai memproduksi truk Bedford. Selain itu merk Inggris, Vauxhall juga hidup melalui Garmak Motor dimana kendaraan utilitas sederhana bernama Morina mulai dibuat dan bersaing dengan kendaraan utilitas sederhana lainnya dengan seperti Toyota Kijang, Datsun Sena dan VW Mitra dibawah payung hukum peraturan mengenai Kendaraan Bermotor Niaga Sederhana (KBNS). Vauxhall hidup sebagai mesin Morina meski tanpa embel-embel Vauxhall. Sayangnya karena kurang sukses, merk GM Inggris ini akhirnya harus ditutup di Indonesia.

Garmak Motor sendiri berdiri sebagai ATPM resmi Chevrolet di Indonesia yang saat itu Chevrolet hanya diproduksi oleh PN Gaja Motor. Model yang diproduksi Gaja Motor ini cukup beragam mulai dari sedan seperti Impala dan pickup sementara Garmak Motor hanya memproduksi Chevrolet LUV pickup selain juga Garuda Diesel yang sempat mengimpor Holden HQ bermesin V8 350 cubic inch yang diberi label Chevrolet 350 di Indonesia pada tahun 1972. LUV pickup ini juga dibuat menjadi station wagon oleh perusahaan karoseri lokal. Generasi kedua dari LUV muncul pada 1980 dengan bentuk mengotak yang masih tetap hanya tersedia varian pickup saja. Namun karena masa jaya karoseri, LUV ini juga hadir dalam bentuk station wagon, double cabin sampai sedan yang akhirnya dijadikan taksi. Chevrolet LUV kotak ini juga berumur panjang karena diproduksi sampai tahun 1994 dengan mesin diesel, bensin dan tersedia varian 2WD maupun 4WD dengan catatan seperti pada paragraf bawah.

Pada tahun 1984, Garmak Motor mulai memasukkan jip Isuzu Trooper 3 pintu diesel 2300cc yang dijual sebagai Chevrolet Trooper. Versi 3 pintu ini hanya diproduksi sampai sekitar 1988 dimana Trooper kemudian diganti dengan varian 5 pintu. Tidak seperti LUV, Trooper ini hanya diproduksi dalam sistem gerak 4WD yang menjadikannya SUV atau jip murni. Ketika Trooper generasi selanjutnya muncul pada tahun 1992, Trooper di Indonesia masih tetap dipertahankan. Bahkan terdapat varian lain dari Trooper yang hadir di Indonesia antara 1991 sampai 1994 dengan nama Chevrolet Stalion. Berbeda dengan Trooper, Stalion ini adalah jip banci karena 2WD yang memakai sasis LUV. Untuk LUV sendiri, mobil ini mendapatkan pembaruan berupa sistem gerak 4WD yang berasal dari sasis dan penggerak Trooper yang kemudian ditempel bodi LUV. Total hanya ada sekitar 100 unit Chevrolet Stalion di Indonesia. Trooper sendiri masih tetap terus diproduksi sampai 1996 dengan mesin bensin 4ZD1 dan atap tinggi.

Selain itu, merk GM lainnya yang berasal dari Jepang juga mulai muncul seperti misalnya Isuzu dengan bendera PT Mesin Isuzu Indonesia (MII) yang membuka pabrik mesin pada tahun 1985 di Bekasi. Sebagai pabrik mesin, MII menyuplai mesin-mesin diesel dan bensin Isuzu untuk Garmak Motor yang memproduksi Trooper dan LUV. Selain itu, mesin buatan Isuzu seperti diesel C223 ini juga pakai oleh Jeep CJ-7 diesel. MII pada awalnya dimiliki 20% oleh Isuzu, 10% oleh GM, 21% oleh Pantja Motor (Isuzu assembler), 21% oleh Garmak Motor dan 7% oleh Indauda (Udatin). Baru kemudian pada tahun 1990 MII dengan Pantja Motor memproduksi mobil Isuzu berupa Isuzu Panther minibus.

Pada tahun 1993, General Motor membeli 60% saham PT Garmak Motor dan mendirikan PT General Motor Buana Indonesia (GMBI) sebagai joint venture. GMBI sendiri ditugaskan untuk membuat kendaraan komersil ringan dan mobil penumpang untuk pasar Asia. Salah satu merk yang kemudian muncul karena GMBI ini adalah Opel. Sebelumnya pada dasawarasa 60an Opel diproduksi oleh PN Gaja Motor di Jakarta dengan menghadirkan Opel Rekord yang cukup mewah pada jamannya. Kemudian ketika Garmak Motor berdiri, Opel juga memproduksi Opel Kadett sebagai salah satu pilihan mobil kecil GM di Indonesia. Selain itu Opel Rekord juga diperkenalkan di Indonesia sebagai station wagon dengan pilihan mesin bensin atau diesel dengan pilihan bodi station wagon 3 pintu.

Dibawah GMBI, Opel menghadirkan model-model baru untuk pasar Indonesia. Tahun 1994 Opel menghadirkan Opel Vectra sedan lalu pada bulan Maret tahun yang sama hadir pula Opel Astra yang berukuran lebih kecil. Karena nama Astra sudah lebih populer sebagai manufaktur mobil pesaing GMBI di Indonesia, maka nama Astra khusus untuk pasar Indonesia diganti menjadi Opel Optima. Sampai tahun 1998, total hanya ada 1600 unit Opel Vectra dan Optima yang dirakit. Selain sedan, Opel juga memproduksi Opel Blazer yang merupakan versi setir kanan dari Chevrolet Blazer di Amerika. Berbeda dengan Blazer Amerika yang memakai mesin 4300cc V6, Blazer di Indonesia memakai mesin 4 silinder 2200cc DOHC dan SOHC yang merupakan mesin Holden. Hanya dalam 2 tahun setelah kemunculannya pada 1995, Blazer berhasil menjadi SUV terlaris di Indonesia saat itu.


Kemudian sejak November 1997, GMBI akhirnya menjadi anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki dan diambil alih oleh General Motor menjadi PT GM Indonesia pada tahun 1998. Semenjak itu, merk Opel mulai menghilang dari pasar Indonesia. Blazer misalnya yang menjadi Opel paling laris berubah menjadi merk Chevrolet pada 2002 dan pada 2003 Blazer diubah menggunakan bodi Blazer Brazil facelift meski secara mekanikal masih sama dengan Blazer generasi pertama. Chevrolet Blazer terus diproduksi sampai 2005 dengan lebih dari 18000 unit Blazer terjual di Indonesia. Untuk Vectra dan Optima sendiri tidak dilanjutkan karena merk Opel resmi dihapus di Indonesia pada 2002.

Meskipun begitu, GM Indonesia kemudian menjadi fokus dengan merk Chevrolet. Tahun 2002 juga dihadirkan Chevrolet Zafira yang sebelumnya dikenal dengna merk Opel Zafira. Produk-produk Chevroelt diawal milenia ini cukup beragam. Mulai dari mobil perkotaan Chevrolet Spark yang kemudian ditiru menjadi Cherry QQ, Chevrolet Aveo, Kalos, Optra sedan, Estate (Optra station wagon), Captiva, sampai Tavera yang merupakan Isuzu Panther bermesin bensin yang diambil dari mesin Blazer DOHC yang diproduksi oleh Pantja motor. Kebanyakan produk GM Indonesia merupakan mobil GM Asia dari Korea Selatan (Daewoo). Penjualan mobil Chevrolet di Indonesia pada tahun 2008 hanya mencapai 2657 unit dengan 65% berupa Chevrolet Captiva yang berarti Chevrolet secara keseluruhan hanya mengambil pangsa pasar 0,4%. Bandingkan dengna mobil terlaris di Indonesia pada tahun 2008, Toyota Avanza dengan pangsa 22,4%.

Pabrik bekas Garmak motor di Bekasi sendiri sebetulnya menganggur sejak 2005 karena kebanyakan produk-produk Chevrolet yang beredar saat itu merupakan produk impor dari Thailand. Meski begitu, pada tahun 2013 GM Indonesia mulai memproduksi Chevrolet Spin yang dikembangkan di Brazil. Chevy Spin ini mulai produks ipada Februari 2013 di pabrik Bekasi yang akhirnya diaktifkan kembali. Penjualan Spin dimulai pada Mei 2013 untuk pasar Indonesia ditambah dengan ekspor yang dialokasikan ke Afrika Selatan, Thailand, dan Filipina. Chevrolet Spin sendiri tersedia dalam beberapa pilihan mesin mulai dari bensin 1300cc dan 1500cc serta mesin turbodiesel 1300cc dari Fiat-Opel. Sayangnya, penjualan Chevrolet Spin yang hanya 7930 unit dengan pangsa pasar 2,2% pada 2014 membuat Chevrolet akhirnya menutup pabriknya di Indonesia pada 2015. Merk Chevrolet sendiri akhirnya tutup pada Maret 2020 atas kebijakan General Motor pusat.

Meski begitu, sebenarnya masih ada 1 merk dibawah GM yang hadir di Indonesia. Merk tersebut adalah Wuling motor dibawah PT SGMW Indonesia yang membuka pabriknya di Indonesia pada tahun 2016. PT SGMW Indonesia sendiri merupakan entitas tersendiri yang tidak terkait dengan GM Indonesia karena investasinya berasal dari Tiongkok langsung (Saic). Produk yang dibuat dan dijual oleh Wuling ini antara lain Confero, Formo, Cortez dan Almaz. Meski begitu, SGMW sendiri untuk pasar ekspor melabeli produknya (Almaz) dengna merk Chevrolet Captiva.

Referensi


Fourie, Louis F. 2016. On a Global Mission: The Automobiles of General Motors International Volume 3. FriesenPress. ISBN 9781460296905.

Bowman, Bill. General motors Asia-Pacific Saga. http://history.gmheritagecenter.com/wiki/index.php/General_Motors'_Asia-Pacific_Saga.  diakses Oktober 2018.

Comments