BMW Seri 7 E38 - 728i, 730i, 730iL, 735i, 735iL

BMW E38 VIP Indonesia

Pada tahun 80an, penjualan mobil mewah meredup di Indonesia. Selain alasan ekonomi, pelarangan penggunaan mobil mewah juga berakibat beberapa pabrikan melakukan downgrade pada lineup termewah mereka. Mercedes-Benz melompati S-class generasi W126 sehingga menjadikan Mercy Boxer W124 sebagai mobil termewah, Toyota tidak menjual Crown genersi S150 dan memposisikan Cressida X70 sebagai mobil termewah, dan sebagainya. Pada tahun 90an, kondisi mulai membaik termasuk juga BMW yang akhirnya bisa diterima orang Indonesia sehingga mulai berani menawarkan sedan termewahnya dengan BMW seri 7 generasi E38 yang ditawarkan ATPM sejak 1994.

Pengembangan generasi ke 3 dari BMW seri 7 ini sudah dimulai sejak 1988. Pada awalnya, pengembanga desainnnya dipimpin oleh Claus Luthe namun pada tahun 1990 beralih ke Dr. Wolfgang Reitzle dengan desain Boyke Boyer. Dari desain Boyke Boyer ini kemudian dilanjutkan dan disempurnakan hingga pengisian paten desain tahun 1993 yang mana menjadi desain akhir dari BMW E38. 

Desain BMW E38 bisa dibilang mirip-mirip dengan BMW E36 yang mana merupakan peralihan desain BMW klasik dengan lampu bulatnya dengan BMW modern yang memakai lampu depan dengan bentuk yang lebih dinamis. Sepintas, BMW E38 terlihat pipih dan sangat lebar karena memang secara ukuran mobil ini cukup besar sehingga moncong depannya mengesankan mobil ini terlihat pipih dan sangat lebar. Kaca depannya juga terlihat sangat besar dengan pilar tipis khas mobil era 90an. Untuk pilihan bentuk bodinya sendiri hanya ada sedan 4 pintu.

BMW membuat E38 dalam berbagai macam varian mangikuti kebutuhan dan kemauan konsumen. Terlebih lagi pada awal masa kelahirannya, BMW tidak hanya harus waspada terhadap Mercedes-Benz S-Class generasi W140 namun juga pendatang baru seperti Lexus LS400. Namun di Indonesia, PT Tjahaja Sakti Motor menawarkan BMW E38 dalam 2 varian yaitu 730i dan 735i dimana perbedaan utama ada pada mesinnya.

730iL dan 735iL Untuk Long Wheel Base 

Selain versi short wheel base, BMW juga menawarkan seri 7 ini dengan sasis panjang atau long wheel base ditandari dengan imbulan iL dibelakang nama tipenya. Baik varian bawah dengan 730iL maupun varian atas dengan 735iL tersedia dengan pilihan sasis panjang di Indonesia. Perbedaan antara varian sasis panjang dengan sasis pendek ada dibagian pintunya dimana varian iL memiliki pintu belakang yang lebih panjang sekitar 20cm.

BMW 735iL belakang

Bagian mesinnya sesuai dengan namanya. BMW 730i dan 730iL dibekali dengan mesin BMW M60B30 dengan konfigurasi V8 DOHC 32 valve berkapasitas 3000cc. Mesin ini kurang lebih mirip dengan yang dipasangkan pada BMW E34 530i. Mesin ini sanggup menghasilkan tenaga sebesar 215Hp pada 5400Rpm dan torsi 290Nm pada 4000Rpm. Untuk menggerakkan roda belakang, digunakan transmisi otomatik 5 percepatan dari ZF 5hp. 

Kemudian ada mesin BMW M63B35 dengan konfigurasi v8 DOHC 32 valve berkapasitas 3500cc untuk BMW 735i dan 735iL. Mesin ini sanggup menghasilkan tenaga sebesar 232Hp pada 5700Rpm dan torsi 320Nm pada 3300Rpm. Mesin ini sebenarnya dibuat sebagai suksesor dari mesin M60 namun diproduksi bersama sampai sekitar 1998. Untuk silinder bloknya sendiri digunakan bahan pelapis nikasil yang sayangnya tidak tahan terhadap bahan bakar di Indonesia yang tinggi kandungan sulfur. Transmisi yang digunakan masih sama dengan otomatik 5 percepatan.

Selain mesin, pembeda antar BMW 730i dengan 735i ada pada fiturnya. Fitur standar sudah tersedia memory pada jok depan yang sudah elektrik, panel kayu, lampu depan projector, shockbreaker belakang sistem SLS atau self leveling system yang berfungsi untuk mencegah amblas ketika muatan berat, shockbreaker depan dilengkapi dengan electronic damper control, jok kulit, tilt dan telescopic steering manual. Untuk 735i dan 735iL mendapat tambahan double glass untuk meredam suara lebih baik, electric seat depan dan belakang lengkap dengan lumbar support dan memory.

BMW E38 eks KTT APEC 1994 dan ASEAN 1996

Di Indonesia ATPM BMW, PT Tjahaja Sakti Motor hanya menjual BMW E38 dalam 2 varian yaitu 730i dan 735i serta varian sasis panjangnya dengan 730iL dan 735iL. Namun begitu, ada juga beberapa varian lain yang masuk ke Indonesia melalui jalur lain mengingat sebelum 1999 impor mobil secara CBU dilarang kecuali oleh pihak dan keperluan tertentu.

Salah satu E38 langka ini adalah BMW 740i dimana mobil ini hanya masuk sekitar 44 unit saja melalui gelaran KTT APEC tahun 1994 di Bogor. Ketika KTT APEC, mobil ini digunakan untuk menjamu dan mengantarkan tamu negara ke beberapa tempat selama kegiatan konferensi tingkat tinggi berlangsung. Setelah KTT berakhir, mobil-mobil yang saat itu diimpor oleh Bimantara ini kemudian dijual ke masyarakat Indonesia utamanya para pengusaha yang sudah mengincar mobil-mobil ini karena prestisnya. Bahkan mungkin sebelum acara KTT berakhir, mobil-mobil tersebut sudah laku terlebih dahulu meski harganya cukup fantastis saat itu.

Sejak generasi E32, BMW sudah lebih dahulu memperkenalkan varian mesin 12 silinder atau mesin V12 untuk sedan termewahnya dibandingkan rival tradisionalnya, Mercedes-Benz S-Class. Berlanjut pada generasi E38, BMW masih menawarkan BMW 750i sebagai sedan termewahnya ditemani dengan varian 750iL yang memakai sasis panjang. Sebanyak 14 unit BMW 750iL diimpor untuk digunakan ketika gelaran konferensi tingkat tinggi negara-negara anggota ASEAN tahun 1996 di Jakarta. Baik 750iL maupun 740i menjadi BMW E38 yang populasiya cukup jarang di Indonesia.

Namun begitu, masih ada lagi varian paling top dari BMW seri 7 generasi E38 dengan BMW L7. L7 pada dasarnya adalah 750iL yang dibuat lebih panjang lagi dimana perbedaannya terdapat pada pillar B yang jauh lebih tebal. Total ada sekitar kurang dari 500 unit saja diseluruh dunia. 

LCI tahun 1998

Perbedaan dari luar terlihat dari lampu depan yang dimodel mengikuti bulatan dalamnya dimana lampunya pada bagian bawah mengikuti lengkungan lampu depan tidak lagi bulatan didalam kotak seperti BMW E36. Selain itu ada perbedaan pada grill depannya dimana grill ginjal khas BMW sedikit membulat tidak lagi rata. Selain itu pada bagian belakang bisa dilihat pada lampu belakang yang kini menggunakan model diamond cut. Tahun 2001, BMW kembali memberikan minor facelift untuk BMW E38 dengan perbedaan hanya pada kisi-kisi grill depannya yang lebih menonjol.

Model yang ditawarkan berubah dimana 730i dan 730iL dihentikan dan diganti menjadi BMW 728i. Varian 728i ini tidak ditawarkan dalam varian sasis panjang meski di luar negeri ada versi 728iL. Sesuai dengan namanya, 728i memakai mesin BMW M52TUB28 yang sama seperti yang dipakai BMW E39. Mesin dengan konfigurasi 6 silinder segaris DOHC 24 valve berkapasitas 2800cc ini sanggup menghasilkan tenaga sebesar 193Hp dan torsi 280Nm berkat aplikasi double VANOS. Transmisi yang digunakan adalah otomatik 5 percepatan ZF 5HP.

Untuk varian 735i juga mendapat pembaruan pada bagian mesin dimana meski masih memakai mesin M62 namun kini menjadi M62TUB35 dimana TU menandakan adanya technical update. Update ini berupa tambahan sistem katup variabel khas BMW bernama VANOS meski pada mesin M62 ini hanya single VANOS. Oleh karena itu, tenaganya melonjak menjadi 241Hp pada 5800Rpm dan torsi 345Nm pada 3800Rpm. Transmisi yang digunakan masih sama dengan otomatik 5 percepatan ZF 5HP.

Secara fitur, 728i menjadi tipe terbawah dengan fitur sama persis dengan BMW 730i. Namun begitu, untuk 728i tidak mendapat suspensi self leveling system dan shockbreakernya seperti shockbreaker besi biasa. Untuk BMW 735i, mobil ini mendapat tambahan berupa jok depan model orthopedic yang bisa disesuaikan dengan postur punggung penumpang sehingga meningkatkan kenyamanan.

BMW E38 vs Mercedes-Benz W140 

Membicarakan BMW E38 tidak bisa lepas dari pembahasan mengenai Mercedes-Benz W140. Dibandingkan dengan W140, menurut pengguna BMW E38 yang sudah mencoba keduanya merasa bahwa keduanya seperti tertukar. Banyak yang bilang kalau BMW adalah mobil yang fokus ke pengemudi sementara Mercedes lebih fokus ke penumpang. Namun pada seri tertinggi ini keduanya terasa dibalik. E38 terasa lebih memanjakan penumpang dibelakang berhubung pengaturan setir secara elektronik saja tidak ada dan pengaturan jok lebih lengkap untuk penumpang belakang.

Namun begitu, mengemudikan sebuah BMW E38 terasa lebih asyik dengan mesin mesin V8 yang bertenaga dibandingkan W140 S320 yang dijual ATPM di Indonesia kecuali untuk 728i dan 730iL yang terasa underpower keberatan body. Dipadukan dengan handling yang sat set, kaca depan luas dan dashboard rendah menjadi kelebihannya.Sayangnya, bagi beberapa orang malah menjadi kelemahan tersendiri karena merasa terlalu percaya diri ketika bermanuver dijalan sempit seakan-akan lupa kalau panjang mobilnya sudah 5 meter sendiri. 

Bagi penggemar BMW, E38 ini termasuk salah satu BMW yang bagus karena cukup modern sehingga lebih tahan keropos namun tidak terlalu modern dengan elektrikal yang rumit. Konsumsi BBM sekitar 1:4 untuk dalam kota dan 1:7 untuk luar kota. Namun karena tidak sedikit pemiliknya yang takut dengan biaya perbaikan seperti misal shockbreaker belakang dengan SLS harganya sekitar 15 juta atau shock depan dengan EDC yang harganya mencapai 20an juta membuat banyak seri 7 E38 ini mangkrak di bengkel. 

 Spesifikasi BMW Seri 7 E38 ini adalah sebagai berikut: 

Spesifikasi BMW Seri 7 E38
Jenis Sedan
Limousin
Tipe E38
Mesin M60B30 V8 DOHC 3000cc
M62B35 V8 DOHC 3500cc
M52TUB28 i6 DOHC 2800cc
M62TUB35 V8 DOHC 3500cc
Bore X Stroke 84.0 X 67.6 mm (M60)
84.0 X 78.9 mm (M62)
84.0 X 84.0 mm (M52)
Sistem Bahan Bakar Injeksi
Transmisi Otomatik 5 Speed
Wheelbase 2.930 mm (SWB)
3.070 mm (LWB)
Panjang 4.985 mm (SWB)
5.124 mm (LWB)
Lebar 1.862 mm
Tinggi 1.425 mm


Comments