Mobil Motor Lama

Pada jaman orde baru dulu terdapat aturan yang menyatakan bahwa mobil penumpang dengan sasis terpisah seperti Suzuki Carry minibus bodinya harus dibuat oleh perusahaan karoseri pihak ketiga. Mobil minibus saat itu hanya berupa sasis dan body dibagian kepala seperti mobil pickup tanpa bak tapi ada lantai dan dinding belakang jok depannya bolong. Perusahaan karoseri kemudian tinggal melengkapi sekaligus mengecat mobilnya untuk dikirim kepada konsumen.

Pada tahun 1992, Suzuki memperkenalkan mobil SUV baru mereka yang di Indonesia dijual dengan nama Suzuki Vitara. Mobil ini lebih besar daripada Suzuki Jimny versi internasional yang dibekali mesin 1000cc atau 1300cc. Untuk memperluas jangkauan pasar, Suzuki Vitara yang 4WD sehingga diberi pajak yang mahal menurut aturan perpajakan Indonesia saat itu kemudian dihentikan produksinya. Sebagai gantinya, diluncurkan Suzuki Escudo dan Suzuki Sidekick sebagai penggantinya.

Meskipun nama jip berasal dari merk mobil Amerika Jeep, namun jip yang sangat melekat dikalangan masyarakat Indonesia adalah sebuah Suzuki Jimny yang kecil berbeda dengan sebuah Jeep. Ditambah dengan harganya yang terjangkau serta tersedia dalam beberapa varian menyesuaikan kebutuhan membuatnya sangat populer di Indonesia. Nama Jimny sendiri konon berasal dari nama Jimmy yang didapat ketika para petinggi Suzuki melakukan kunjungan ke Skotlandia. Namun karena terjadinya linguistic error, akhirnya namanya menjadi Jimny.

Pada tahun 2001, Suzuki memperkenalkan varian 4 tak dari Suzuki RK Cool dengan nama Suzuki Raider 125 yang dibuat di Thailand dan dijual untuk pasar Asia Tenggara. Dalam perjalanannya, Suzuki kemudian menaikkan kapasitas mesin dari Raider 125 menjadi 150 sehingga namanya diubah menjadi Suzuki Raider 150. Di Indonesia, Suzuki mulai menjual Suzuki Raider 150 dengan nama Suzuki Satria F150 yang kemudian populer dengan sebutan Satria FU dengan tagline Hyper Underbone mulai tahun 2006 dengan impor langsung dari Thailand.

Sebelum menjadi legenda dikalangan pengusaha di tanah air memasuki medio 80an, Suzuki Carry sudah jauh sebelum itu menjadi andalan para pengusaha. Mobil yang kecil, murah dan irit bahan bakar menjadi resep andalan Suzuki Carry bahkan sejak dulu. Tidak heran kalau kemudian Suzuki Carry generasi kelima dengan kode bodi L50 yang diperkenalkan tahun 1972 ini menjadi mobil pickup kei paling laris di Jepang saat itu.

Pada pertengahan 2000, skuter matic mulai bergeser dari yang tadinya identik sebagai motornya wanita menjadi motor yang unisex karena banyaknya pria yang juga menggunakan skuter matic. Suzuki kemudian memasarkan skuter matic untuk keperluan itu dengan Suzuki Skywave. Nama Skywave sendiri awalnya digunakan sebagai nama Suzuki Burgman di Jepang dengan kode UH dan AN series. Namun tentunya Skywave versi Jepang meski sama-sama bermesin 125cc tentunya berbeda dengan Skywave yang dipasarkan di Indonesia yang memiliki kode UW125SC. Di Thailand misalnya, Suzuki Skywave dikenal dengan nama Suzuki Hayate 125.

Memasuki dasawarsa 90an, kebutuhan akan motor trail di Indonesia meningkat. Namun sayangnya, dari motor-motor trail era 70an seperti Yamaha DT, Honda XL atau Binter KE, hanya Suzuki yang menghidupkan kembali seri motor trailnya dengan hadirnya Suzuki TS125 pada tahun 1993. Praktis dengan tanpa adanya persaingan membuat Suzuki TS125 digandrungi berbagai kalangan penyuka motor trail di Indonesia pada era 90an dan 2000an awal.

Selepas Suzuki Baleno Next-G, Suzuki melakukan ubahan pada sedan kecilnya mengikuti generasi baru yang menggantikan Suzuki Aerio. Berbeda dengan Aerio yang hanya mengusung konsep mini MPV, pada generasi ini Suzuki mengeluarkan 2 varian untuk mobil sedan kecilnya dengan Suzuki Swift untuk sedan hatchback perkotaan dan Suzuki SX-4 yang merupakan crossover pertama yang hadir di Indonesia. Baleno yang biasanya merupakan sedan hatchback Suzuki dengan ekor ini kemudian dibuat berdasarkan varian crossovernya dengan nama Suzuki Neo Baleno.

Bila kelompok Yamaha memiliki Yamaha F1ZR sebagai motor bebek sporty yang digandrungi pemuda, kelompok Suzuki juga tidak mau kalah. Suzuki pada dekade 90an juga punya motor jagoan yang sangat diidolakan kawula muda saat itu bernama Suzuki Satria 120. Terlahir dari pengembangan Suzuki RG Sport 110 yang tidak dijual di Indonesia, Suzuki Satria 120 boleh dibilang sebagai motor bebek paling canggih yang dijual di Indonesia pada saat itu.

Road race Indonesia awal tahun 2000an sedang memanas disemua kelas. Tim pabrikan maupun privateer berlomba-lomba memenangkan kejuaraan dengan salah satu caranya adalah mendatangkan motor yang lebih kompetitif dengan spesifikasi diatas rata-rata motor yang dijual di Indonesia. Tidak terkecuali Suzuki yang saat itu menghadirkan Suzuki RK Cool 110cc antara 2001 sampai 2004 dari Thailand untuk bersaing dengan Honda Nova Dash sampai jagoan lokal Yamaha F1ZR dikelas 110cc.

Mobil pickup sering dipandang sebelah mata karena mobil ini hanya dirancang sebagai mobil barang yang tidak perlu kenyamanan, kecepatan dan kecantikan ala mobil penumpang. Meski begitu, tanpa adanya mobil-mobil pickup mungkin kehidupan kita sekarang mungkin bisa terbalik 180 derajad karena jenis mobil inilah yang mengantarkan kebutuhan sehari-hari kita. Salah satu mobil pickup yang sudah sering wira-wiri menggerakkan ekonomi Indonesia adalah Suzuki Carry dan beginilah sejarahnya di Indonesia.

Sebelum munculnya Suzuki APV, di Indonesia Suzuki sempat menjual mobil "contoh" sebagai tes pasar akan mobil berbentuk seperti APV. Mobil yang pertama kali masuk sekitar 2003 dan hanya dijual sampai sekitar 2004 ini diberi nama Suzuki Every yang sepintas merupakan Carry JDM minibus. Sedikit berbeda dengan Carry yang beredar di Indonesia, Suzuki Every ini berbeda dengan versi kei truck (pickup) nya dengan beberapa ubahan dibagian kaki dan transmisi.

Di jaman 70an dulu, kalau mau ngebut paling tidak motornya harus bermesin 2 tak dan 2 silinder. Bagi penggemar Suzuki jaman itu, Suzuki Stinger memenuhi kriteria dirasa sudah ketinggalan. Oleh karena itu, Suzuki kemudian mengeluarkan motor Suzuki seri GT dengan mesin twin cylinder di Indonesia dengan Suzuki GT125 dan GT185.

Sedikit keluar jalur, setelah sekian lama Suzuki Indonesia akhirnya kembali berjualan motor sport yang benar-benar sport. Motor yang dijual Suzuki ini adalah Suzuki GSX-R150 dan GSX-S150. Singkatnya, motor ini cukup bagus dan sesuai dengan namanya dan tidak melupakan tradisi dan ciri khas dari klan GSX. Sayangnya, masih banyak orang yang kurang mengerti mengenai tradisi dan ciri khas dari sebuah Suzuki GSX R dan S sehingga tidak sedikit yang akhirnya komplain kenapa GSX-S150 tidak lebih dari GSX-R150 lepas fairing. Oleh karena itu, Mobilmotorlama akan coba menjabarkan seperti apa ciri khas dari sebuah Suzuki GSX dan varian turunannya sebagai berikut.

Mendengar kata motor bebek ayam jago, yang terbayang di pikiran pasti sebuah Suzuki Satria F150. Wajara saja motor ini populer karena inilah motor bebek ayam jago dengan performa yang dasyat serta harganya cukup murah karena dirakit di Indonesia. Jauh sebelum itu, Suzuki sebenarnya pernah menghadirkan motor sejenis dengan nama Suzuki Sprinter yang merupakan spin off dari Suzuki RC100 Bravo pada akhir 1980an dulu.

Menjelang milenia ketiga, pabrikan motor di Indonesia mulai mengembangkan motor bebek bermesin 4 tak di Indonesia. Honda dalam hal ini tentunya lebih unggul karena dari sekian banyak lineup sepeda motor yang masuk ke Indonesia, hanya NSR saja yang bermesin 2 tak. Seakan tidak mau ketinggalan, Suzuki kemudian ikut menghadirkan motor bebek 4 tak yang diberi kode FD-110 dengan nama Suzuki Shogun sekitar akhir 1995.

Suzuki Thunder pertama kali muncul pada tahun 1999 untuk bersaing dengan Honda Tiger dikelas motor sport touring. Motor ini diproduksi sampai tahun 2005 saja dan hampir setengah dasawarsa kemudian, Suzuki mengeluarkan Inazuma 250 yang dianggap sebagai pengganti motor ini walau punya karakter yang berbeda. Thunder 250 ini kembar identik dengan Suzuki GZ Marauder 250, Suzuki TU 250G Grasstracker / Big boy, Suzuki GN 250 dan Suzuki TU250X dan ST250 yang hadir di luar sana dengan bodi yang berbeda.

Suzuki Aerio merupakan hatchback 5 pintu / mini MPV yang diproduksi oleh Suzuki antara 2001 sampai 2006. Di Indonesia mobil ini pertama kali masuk secara CBU dengan nama Suzuki Liana yang merupakan singkatan dari Life In A New Age pada tahun 2001 dan baru dirakit di Indonesia pada tahun 2002 dengan nama Suzuki Aerio. Di Eropa mobil ini dikenal dengan nama Suzuki Liana sementara di belakah dunia lain seperti Amerika Utara dan Indonesia mobil ini diberi nama Suzuki Aerio.

Suzuki Katana merupakan mobil jip kecil yang lumayan laris penjualannya di Indonesia dibandingkan dengan jip lain yang hadir disini. Saking larisnya, dijaman 90an dulu kebanyakan lembaga kursus mengemudi mengandalkan sebuah Suzuki Katana untuk latihan peserta kursusnya. Alasan mengapa Suzuki Katana bisa begitu laris mungkin karena jaman dulu, pilihan mobil seukuran city car belum terlalu banyak bahkan belum ada. Selain karena ukurannya yang kecil, Katana juga diminati karena harganya yang jauh lebih murah dibanding jip lain yang tersedia dipasaran mobil Indonesia.

Suzuki Esteem sejatinya merupakan varian sedan dari Suzuki Forsa Amenity yang sudah ada sejak 1990. Versi sedan dari Amenity ini baru masuk ke Indonesia pada tahun 1991 dengan nama Suzuki Amenity Esteem. Sempat dijual bersamaan dengan Suzuki Amenity dan Eleny sampai 1993 dan setelahnya melenggang sendirian sebelum akhirnya digantikan oleh Suzuki Baleno pada tahun 1997. Nama Esteem berasal dari bahasa Inggris yang artinya menghargai atau menghormati.